Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Indonesia kian Memperluas Pasar ke Eropa

(Pra/E-2)
02/10/2018 22:45
Indonesia kian Memperluas Pasar ke Eropa
(MI/MOHAMAD IRFAN )

INDONESIA dan Swiss berkomitmen merampungkan perundingan Indonesia-European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) pada tahun ini. Pertemuan lanjutan perundingan tersebut akan berlangsung di Bali pada 28-31 Oktober mendatang. Pada kesempatan itu, diharapkan kesepakatan final sudah tercapai.

Demikian diungkapkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat bertemu Menteri Ekonomi Federal (Federal Councillor) Swiss Johann N Schneider Ammann di Zurich, Swiss, Senin (1/10).

Dengan ditekennya perjanjian IE-CEPA, Indonesia secara aktif mengintervensi pasar dunia di tengah-tengah sentimen negatif proteksionis yang diumbar beberapa negara saat ini.

“Ini adalah konsistensi sebagai negara yang siap berkompetisi dengan negara lain,” ujar Enggartiasto melalui keterangan resmi,  Selasa (2/10).

Dengan demikian, diharapkan kinerja ekspor Indonesia di empat negara anggota EFTA, yaitu Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein, akan semakin terdongkrak dan menyumbang kontribusi lebih besar terhadap perekonomian Tanah Air.

“Perjanjian perdagangan IE-CEPA merupakan suatu langkah yang luar biasa, mengingat selama ini kita belum memanfaatkan peluang pasar negara-negara EFTA secara maksimal. Padahal mereka merupakan pasar potensial. Pendapatan per kapita mereka yang tinggi dan posisi mereka yang strategis menuju pasar Uni Eropa adalah peluang besar,” tuturnya.

Menteri Ekonomi Federal Swiss Ammann pun sepakat untuk terus mengawal jalannya kesepakatan itu supaya dapat dirampungkan sesegera mungkin.

Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad menyebutkan produk-produk Indonesia memiliki peluang cukup besar berkembang di negara tersebut.

Beberapa komoditas dalam negeri yang sangat diminati di Swiss ialah emas, kopi, cokelat, tekstil dan produk tekstil, serta alas kaki.

“Ada juga kesempatan untuk produk berbahan baku kayu seperti furnitur dan kerajinan, produk olahan hasil laut seperti rumput laut dan udang, serta produk berbahan alami seperti mi-nyak atsiri,” ucap Muliaman. (Pra/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya