Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KABUPATEN Yahukimo yang berada di daerah pegunungan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Papua dengan akses yang sulit untuk dijangkau. Berdasarkan letak geografis, Yahukimo termasuk daerah tertinggal dan belum teraliri listrik.
Oleh karena itu, Yahukimo menjadi salah satu titik prioritas penerima manfaat dari Program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) yang dicanangkan pemerintah sejak 2017.
Sebanyak 1.000 paket LTSHE yang saat ini masih berada di gudang transit di Sentani, Papua, akan dibagikan kepada masyarakat pedalaman di Kabupaten Yahukimo. Yahukimo prioritas pembagian LTSHE karena merupakan daerah 4T, yakni daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan juga daerah transmigrasi. “Kami prioritaskan lebih dari 60% penerima LTSHE ada di tanah Papua. Untuk Distrik Puldama sendiri total ada 1.085 paket, satu paket itu untuk satu keluarga,” ungkap Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Dadan Kusdiana sebelum pemasangan LTSHE di honai-honai (rumah-rumah) milik warga Distrik Puldama, Jumat (10/8).
Dadan menyebutkan, saat ini rasio elektrifikasi Papua mencapai 72,04%, jauh di bawah rasio elektrifikasi nasional yang per Juni 2018 mencapai 97,13%. Meski demikian, masih ada daerah yang lebih rendah, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan rasio elektrifikasi 60,82%.
Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Simon F Sembiring, menyebutkan dari angka elektrifikasi nasional, sebanyak 0,12% di antaranya disumbang LTSHE. “Dari total 97,13% rasio elektrifikasi nasional, PLN berkontribusi 94,65%, sementara non-PLN (pembangkit off grid) menyumbang 2,36%, sisanya dari LTSHE 0,12%,” jelas Simon.
Pemerintah terus bergerak dengan berkoordinasi mendukung pemanfaatan sumber terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik.
Di sisi lain, pemerintah juga memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah meningkatkan ketahanan listrik di wilayah masing-masing, terutama bagi daerah yang belum teraliri listrik, terutama di wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN. “Harapannya setelah 3-5 tahun ke depan, sudah ada sumber listrik yang lebih stabil untuk mendukung ketahanan energi di wilayah Puldama ini,” tandas Simon.
Di lain pihak, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Komunikasi Publik, Hadi M Djuraid, menjelaskan kriteria lain untuk penerima LTSHE ialah wilayah yang belum dialiri listrik selama 3 sampai 5 tahun. “Kita tidak akan membiarkan daerah tersebut gelap, sampai nantinya PLN masuk wilayah tersebut,” tegas Hadi.
Program pembagian LTSHE oleh Kementerian ESDM dimulai sejak 2017 melalui pembiayaan APBN. Pada 2018, target Kementerian ESDM menerangi 167.064 rumah yang tersebar di 15 provinsi atau 1.259 desa.
Kementerian ESDM menargetkan program LTSHE pada 2017-2019 dapat menyalurkan 400 ribu paket LTSHE kepada sekitar 2.500 desa yang belum menikmati listrik.
Isi setiap paket LTSHE terdiri dari satu panel Photovoltaik 20 watt peak (Wp); empat lampu LED (masing-masing 3 watt beserta baterai litium); empat kabel (masing-masing 5 meter); dua buah hub; satu USB untuk charger HP; dan tiang penyangga aluminium setinggi 1 meter.
LTSHE yang dibagikan memiliki tiga mode kecerahan, yaitu kecerahan maksimal, sedang, dan redup. Di mode penerangan maksimal, lampu dapat menyala selama 5 jam. Untuk mode sedang bisa bertahan selama 11 jam. Sedangkan mode redup dapat menyala hingga 47 jam nonsetop.
Setiap paket LTSHE dilengkapi dengan barcode agar terdata, terverifikasi dan dibagi sesuai dengan daerah. Paket-paket tersenbut tidak boleh ditukar dan dialihkan.
“Garansinya nyala 3 tahun, kalau ada keluhan kita jemput bola melalui service center di tiap distrik,” jelas Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Wawan Supriatna, pada kesempatan tersebut. (S1-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved