Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Digitalisasi Pelabuhan Sumbang 0,9% Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Eva Pardiana
07/9/2018 14:56
Digitalisasi Pelabuhan Sumbang 0,9% Pertumbuhan Ekonomi Daerah
(MI/Eva Pardiana)

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Cabang Pelabuhan Panjang telah merancang road map Menuju Pelabuhan Digital 2020. Satu persatu pelayanan pelabuhan akan berevolusi menjadi serba digital, salah satu yang telah diluncurkan adalah tempat penimbunan sementara berbasis Online (TPS Online).

General Manager Pelabuhan Panjang Drajat Sulistyo mengatakan digitalisasi pelabuhan akan mempermudah proses operasi pelabuhan, mempercepat pelayanan, serta menekan biaya logistik sebesar 20-30% dan pada akhirnya meningkatkan daya saing produk nasional.

"Bagi perkonomian daerah, digitalisasi pelabuhan ini mampu memberikan kontribusi 0,9% terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena pelabuhan akan menjadi mesin penggerak ekonomi daerah," ujar Drajat dalam kegiatan IPC Goes to Campus bertajuk "Pelabuhan Panjang Menuju Didgital Port 2020" di Graha Bintang, Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Rabu (5/9).

Kegiatan yang digagas Lampung Post ini dihadiri ribuan mahasiswa dari berbagai kampus se-Lampung.

Drajat mengatakan untuk mewujudkan digitalisasi pelabuhan di semua lini, dibutuhkan dukungan dari semua stakeholder, yaitu pemerintah, penggunan jasa pelabuhan, dan juga masyarakat termasuk akademisi untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda bahwa digitalisasi itu penting untuk mengantisipasi dampak perubahan global.

"Yang tidak kalah penting kesiapan sumber daya manusia, saat ini Pelabuhan Panjang diisi oleh anak-anak muda yang punya semangat perubahan. Masih ada waktu untuk terus mempersiapkan hingga digitalisiasi sepenuhnya di tahun 2020," kata dia.

Lebih lanjut, Drajat mengungkapkan, Pelabuhan Panjang merupakan pelabuhan terbesar nomor dua di Indonesia, bahkan 85% kapal yang singgah adalah kapal internasional, namun mirisnya pelabuhan ini tidak begitu dikenal.

Pengamat Ekonomi Universitas Lampung Ambya mengatakan digitalisasi adalah sebuah keharusan untuk bersaing di era revolusi industri 4.0. Ia meyakini ekonomi daerah dapat berkembang pesat jika pelabuhan telah berbasis digital.

"Faktor produksi itu capital (modal), labour (tenaga kerja), dan technology (teknologi). Jika semuanya beroperasi optimal biaya produksi dapat ditekan, produksi maksimal dengam biaya minimal," ujarnya.

Ketua Komisi Ekspedisi dan Logistik Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Lampung, Seno Harto mengatakan ekonomi bangsa tidak akan maju jika pelayanan pelabuhan tidak dibenahi dengan sungguh -sungguh.

Seno memaparkan berdasarkan penilaian performa pelabuhan yang dilakukan oleh Bank Dunia, Indonesia masuk peringkat ke-46 dari 176 negara yang disurvey. Posisi indonesia di bawah Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

"Padahal potensi kita lebih besar, tapi kita tidak  bisa memanfaatkan dengan unggul. Maka digital port penting  dilakukan untuk meningkatkan pelayanan, mempercepat proses dan mengurangi biaya logistik," kata Seno.(X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya