Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Jangan Risau, BI All Out Jaga Rupiah

Cahya Mulyana
31/8/2018 20:15
Jangan Risau, BI All Out Jaga Rupiah
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

GUBERNUR Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan komitmen Bank Indonesia (BI) untuk mengawal secara ketat stabilitas nilai tukar Rupiah. Untuk itu, serangkaian langkah stabilisasi telah ditempuh Bank Indonesia.

Ia menjelaskan langkah BI ialah meningkatkan volume intervensi di pasar valuta asing (valas), melakukan pembelian SBN di pasar sekunder, membuka lelang FX Swap, dengan target lelang pada hari ini US$400 juta, dan senantiasa membuka windows swap hedging.

"Selain itu, Bank Indonesia juga senantiasa meningkatkan koordinasi dengan pemerintah termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan bahwa stabilitas nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga," unjar Perry di Jakarta, Jumat (31/8)

Ia meyakini kondisi perekonomian Indonesia tetap kuat dan berdaya tahan. Beberapa indikator perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan tersebut, seperti pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cukup baik, dan inflasi yang rendah serta terjaga.

Berdasarkan pemantauan harga hingga minggu kelima Agustus 2018, IHK diperkirakan -0,06% (mtm), atau secara year to date mengalami inflasi sebesar 2,12% (ytd), dan secara tahunan 3,19% (yoy). Kondisi stabilitas sistem keuangan juga terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh intermediasi yang kuat.

Namun demikian, Bank Indonesia juga senantiasa mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian global, terutama dampak dari apa yang terjadi di Turki dan Argentina.

Dengan dukungan kebijakan baik moneter, stabilitas sistem keuangan maupun fiskal yang berhati-hati (prudent), serta komitmen pemerintah yang kuat khususnya dalam mengurangi defisit transaksi berjalan, Bank Indonesia meyakini ketahanan ekonomi Indonesia.

"Bank Indonesia memperkirakan hingga akhir tahun defisit transaksi berjalan dapat mengarah pada 2,5% dari PDB pada 2018, dan 2% dari PDB 2019," tegasnya.  

Keyakinan itu, lanjut Perry, didukung oleh beberapa kebijakan pemerintah antara lain melalui kebijakan B20 yang diperkirakan dapat menurunkan defisit hingga US$2,2 miliar, penguatan sektor pariwisata, penundaan beberapa proyek Pemerintah, dan peningkatan ekspor sekitar USD 9 sampai10 miliar pada tahun depan. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya