Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
RUPIAH terpantau mulai stabil karena apresiasi dolar AS berkurang. Pada sesi 1 perdagangan, Rabu (4/7), rupiah terpantau menguat 43 poin (0,3%) di level 14.354 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di 14.397 per dolar AS. Walau rupiah berpotensi terus menguat karena aksi ambil untung dolar, kenaikan kurs rupiah diprediksi akan dibatasi oleh sejumlah faktor eksternal. Masalah perang perdagangan global masih sangat mengganggu sentimen dan membuat pasar menghindari risiko.
Oleh karena itu, menurut Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, rupiah kemungkinan akan terus tertekan. Faktor penggerak fundamental di balik apresiasi dolar AS dinilainya masih terus ada.
"Koreksi teknikal yang saat ini dialami dolar AS dapat memberi peluang baru bagi investor untuk mengangkat harga lebih tinggi lagi," ujar Lukman, Rabu (4/7).
Lebih lanjut, kata dia, perhatian pasar akan tertuju pada notulen rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan akan rilis dalam waktu dekat. Lukman menambahkan, hal ini dapat memberi isyarat baru mengenai waktu kenaikan suku bunga AS tahun 2018.
"Dolar AS berpotensi memantul apabila notulen FOMC lebih hawkish dari yang diperkirakan. Apresiasi dolar AS tentu akan semakin memukul rupiah," tukas Otunuga. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved