SETELAH indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mencetak rekor baru dengan level 5.523,39 pada penutupan perdagangan kemarin, indeks hari ini dibayangi aksi aksi ambil untung (profit taking) pemodal. Meski begitu, peluang penguatan tetap ada.
"IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 5.490 dan resisten di 5.540," kata analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto di Jakarta, Rabu (8/4). Faktor eksternal akan lebih mendominasi sentimen pergerakan indeks.
Menurutnya, penutupan tertinggi IHSG di 5.523,290, naik 43,259 poin (0,79%) kemarin terutama ditopang berlanjutnya arus dana asing yang masuk mengindikasikan membanjirnya likuiditas global. Dalam dua hari perdagangan awal pekan ini pembelian bersih asing telah mencapai Rp944 miliar. Pekan lalu pembelian bersih asing mencapai Rp1,46 triliun.
Faktor utama dari eksternal terutama dipicu optimisme pemodal, Tiongkok akan melanjutkan program stimulusnya untuk menopang pertumbuhan ekonomi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Bank Sentral China (PBoc) diyakini akan kembali memotong biaya dana yang memicu Shanghai Composite Index kemarin melonjak 2,5% ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. (Bow/E-2)