Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Mei atau Ramadan tahun ini sebesar 0,21%. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan Ramadan yang sama tahun lalu (0,39%) dan inflasi Ramadan 2016 (0,66%). Secara tahunan, angka tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada Mei 2017 sebesar 4,33% dan Mei 2016 3,33%.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan laju inflasi pada Mei tahun ini yang hanya 0,21% disebabkan harga pangan tidak melonjak menjelang Lebaran. Ia juga mengatakan faktor depresiasi rupiah tidak berpengaruh pada pergerakan inflasi.
"Biasanya depresiasi berpengaruh kalau terjadi lama, paling lama setahun dan depresiasinya dalam. Kalau dilihat di sini, depresiasinya tidak dalam," kata Suhariyanto, kemarin.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga memastikan dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada inflasi di periode Mei 2018 sangatlah kecil. "Ini bukti bahwa pass through dampak pelemahan nilai tukar ke inflasi kecil," tegasnya.
Ia memastikan inflasi yang terkendali pada periode awal Ramadan ini juga terjadi karena koordinasi yang baik antara pemerintah dan bank sentral dalam menjaga pasokan pangan.
BPS mencatat, kelompok harga bahan makanan yang turun dan ikut menekan inflasi ialah cabai merah, bawang putih, beras, dan cabai rawit.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah menyambut gembira inflasi kali ini yang lebih rendah daripada periode tahun-tahun sebelumnya yang mendekati 0,5%. "Ini menunjukkan pemerintah bersama Bank Indonesia berhasil menjaga agar daya beli masyarakat tidak tergerus oleh kenaikan harga. Meski ada gejolak dolar AS, ternyata hal itu tidak terlalu berdampak ke inflasi. Stabilitas dari sisi harga pangan dan pasokan juga telah memberikan tingkat kepastian di masyarakat," tegasnya.
Pemerintah akan menjaga kondisi stabil ini agar secara keseluruhan tahun ini bisa sesuai dengan target di angka 3,5% plus minus 1%. Stabilitas, kata Sri Mulyani, menjadi amat penting, terutama ketika ekonomi dunia semakin tidak pasti.
Kendati inflasi terkendali, pengamat ekonomi Tony Prasetiantono mengatakan pemerintah jangan keburu puas melihat capaian saat ini. "Inflasi yang terjaga itu bagus, tetapi saya tidak merekomendasikan inflasi yang terlalu rendah, apalagi menjelang Lebaran," tandasnya.
Melalui survei BI hingga pekan ketiga Mei 2018, inflasi tahunan di bulan kelima mencapai 3,24% (year on year/yoy) dan 0,22% (month to month/mtm). Dengan inflasi terkendali, menurut Perry, kemampuan belanja akan semakin besar. "Karena itu akan jadi stimulus fiskal, khususnya di triwulan II," ujarnya di Gedung BI, pekan lalu.
Perry memperkirakan ekonomi di triwulan II 2018 tumbuh mendekati 5,15% (tahun ke tahun/yoy). Salah satunya didorong perbaikan konsumsi rumah tangga yang distimulus pencairan tunjangan hari raya (THR).
(Pra/cah/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved