Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Langkah Antisipasi Disiapkan

Erandhi Hutomo Saputra
30/5/2018 07:50
Langkah Antisipasi Disiapkan
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini guna menyiapkan langkah antisipasi menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah menjelang rapat Komite Pasar Terbuka The Federal Reserve AS (FOMC) pada 14 Juni 2018.

RDG yang dilakukan kali ini hanya berselang dua pekan sejak RDG terakhir yang dilakukan BI dan menghasilkan keputusan menaikkan suku bunga kebijakan atau BI 7 days rate repo (7DRR) sebesar 25 basis poin ke level 4,5%. Umumnya RDG digelar sebulan sekali.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan langkah BI ini sebagai tindakan premptive guna memitigasi dana asing yang keluar dan bisa memengaruhi nilai tukar rupiah.

"Karena kami jika ingin melakukan respons cepat, Rapat Dewan Gubernur bisa ditambah. Di samping juga sekaligus langkah pre-emptive (antisipasi) untuk FOMC tanggal 14 Juni yang akan datang," ujar Perry dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (28/5).

Pelaku pasar keuangan global, ujar Perry, berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 3-4 kali tahun ini, termasuk yang kedua kali pada Juni 2018 mendatang.

Maka itu, Perry melihat tekanan keluarnya arus modal asing yang bisa menurunkan nilai tukar, masih akan membayangi pasar keuangan dalam negeri.

Tekanan modal keluar juga datang dari membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dan ekspansifnya kebijakan fiskal AS yang menaikkan imbal hasil obligasi Treasury Bill bertenor 10 tahun.

Perry, yang baru dilantik pada 24 Mei 2018, berkali-kali melontarkan janjinya untuk menerapkan kebijakan moneter yang antispatif (pre-emptive) dan mendahului tekanan yang akan datang (ahead of the curve). "Fokus kami jangka pendek melalui kebijakan moneter ialah untuk stabilias nilai tukar," ujarnya.

Nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan dalam sepekan ini. Setelah sempat menembus level 14.200, nilai tukar rupiah berangsur menguat hingga mendekati level Rp14.000. Dalam perdagangan Senin sore, nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level 13.998 per dolar AS.

Tingkatkan koordinasi

Presiden Joko Widodo menyambut baik penguatan nilai tukar rupiah itu.

"Kita harapkan dengan kebijakan-kebijakan moneter yang telah diantisipasi dan dilakukan BI, saya kira (penguatan nilai tukar) sangat baik," kata Jokowi di Kampus UHAMKA, Jakarta, kemarin.

Untuk membantu BI mengendalikan nilai tukar rupiah, Presiden pun telah memerintahkan kementerian terkait untuk menyiapkan langkah-langkah konkret yang berada di ranah pemerintah.

"Saya selalu memerintahkan kepada Menko ekonomi, Menkeu untuk menyiapkan langkah-langkah yang memang ada di wilayah pemerintah yang konkret, yang real agar bisa juga ikut membantu BI dalam mengendalikan rupiah," lanjutnya.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS tidak hanya dialami rupiah, tetapi itu merupakan suatu fenomena global. "Ini fenomena global. Semua negara mengalami," pungkasnya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira berpendapat pemerintah perlu memperkuat cadangan devisa, terutama yang berasal dari ekspor dan pariwisata. Sehingga BI bisa memiliki amunisi yang cukup untuk mengintervensi rupiah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya