Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Rupiah dan Indeks Kompak Menguat

Fetry Wuryasti
30/5/2018 06:20
Rupiah dan Indeks Kompak Menguat
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

TREN pemulihan yang terjadi di sektor keuangan terus berlanjut. Pada perdagangan Senin (28/5) lalu, nilai tukar rupiah telah berada di bawah level 14.000 dan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus level 6.000.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, ber gerak menguat sebesar 58 poin menjadi 13.988 dari posisi sebelumnya 14.046 per dolar AS.

Adapun IHSG ditutup menguat sebesar 92,58 poin, atau 1,55% menjadi 6.068,32.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pergerakan IHSG kembali mengalami kenaikan seiring dengan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kembali terapresiasinya rupiah dan menguatnya pasar obligasi cukup membantu IHSG bertahan di area positif," kata Reza sebagaimana dikutip dari Antara.

Ia menambahkan investor asing yang kembali melakukan aksi beli turut menopang IHSG. Berdasarkan data BEI , investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp512,30 miliar.

Sebelumnya, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir melihat pasar mulai pulih bertahap.

"Dua hari ini (Kamis dan Jumat) di pasar ekuitas sudah terlihat aksi foreign net buy walaupun secara year to date masih net sell. Akan tetapi, secara umum dalam dua hari terakhir pemulihan pasar sudah mulai terlihat," ujar Silvano saat paparan outlook di Jakarta, pekan lalu.

Secara kumulatif, indeks pada perdagangan pekan lalu terdongkrak 3,3%. Dengan penambahan kenaikan sebesar 1,55% pada perdagangan awal pekan ini, indeks telah naik mendekati 5%.

Beberapa pelaku pasar menilai indeks harus mampu bertahan di level 6.000 untuk bisa membalikkan arah pasar dari bearish menjadi bullish. Indeks saham pada tahun ini pernah mencapai level tertinggi di 6.693 sehingga masih tersisa ruang yang cukup tinggi untuk menuju pemulihan jangka panjang.

Stabilisasi obligasi

Menteri Keuangan Sri Mul-yani Indrawati mengatakan inisiatif bond stabilization framework (BSF) akan aktif apabila berdasarkan penilai-an Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) kondisi perekonomian dalam keadaan waspada.

BSF merupakan salah satu dari mitigasi yang disiapkan pemerintah berupa kerangka kerja jangka pendek dan menengah untuk mengantisipasi dampak krisis di pasar surat berharga negara (SBN) domestik.

Sri Mulyani menjelaskan indikator peringatan dini dari empat otoritas yang tergabung dalam KSSK di Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan memperlihatkan kondisi perekonomian saat ini masih dalam keadaan normal.

"Saat ini saya tekankan crisis management protocol status tetap normal sesuai assesment KSSK," jelasnya.

Meskipun demikian, tambah Menteri Sri, seluruh komponen KSSK akan meningkatkan koordinasi terhadap kondisi perekonomian terkini dalam mengambil tindakan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya