Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BANK Indonesia (BI) akan segera mengeluarkan respons kebijakan dalam menghadapi kondisi perekonomian global yang cukup menantang dan berimplikasi pada pelemah-an rupiah.
Salah satu pilihan kebijakan yang diambil ialah menaikan suku bunga acuan 7-day reverse repo. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pihaknya akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) hari ini hingga besok.
"Kami melihat peluang itu sangat dimungkinkan, tetapi tentu kami akan kaji di dalam RDG," ujar Agus di Jakarta, kemairn.
BI diperkirakan akan mengambil kebijakan menaikkan suku bunga 50 basis poin.
Ekonom yang juga Ke-tua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas, Aviliani, mengatakan BI sudah terlambat jika hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Pasalnya, selisih imbal hasil instrumen keuangan di Indonesia dan negara maju sudah semakin menyempit sehingga membuat investor lebih memburu aset berdenominasi dolar AS.
Aviliani menilai bank sentral memang saat ini harus memilih untuk mengarahkan instrumen suku bunga guna menjaga stabilitas, atau untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi.
Apabila suku bunga dinaikkan hingga 50 bps, terdapat risiko kenaikan suku bunga dana dan kredit di bank yang bisa memukul konsumsi masyarakat.
Namun, peran investasi untuk menopang ekspansi swasta juga penting. Peran investasi swasta itu dapat dipulihkan dengan mengendalikan nilai rupiah sehingga beban biaya impor dunia usaha tidak membengkak.
Kemarin, nilai tukar rupiah kembali melemah dan menembus level 14.000 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved