Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PEMERINTAH memutuskan untuk menambah kuota importasi beras menjadi 1 juta ton pada tahun ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengungkapkan izin impor tahap kedua sebesar 500 ribu ton diberikan kepada Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas (rekortas) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.
Sebelumnya, pada tahap pertama yang diputuskan Januari lalu, Kemendag telah mengeluarkan izin serupa sebesar 500 ribu ton.
Oke mengatakan impor harus dilakukan karena saat ini harga beras, terutama untuk kualitas medium, di pasar masih terbilang tinggi dan belum menyentuh harga eceran tertinggi (HET) sebagaimana ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450 per kilogram.
"Impor tahap kedua ini dilakukan sampai Juli. Negara asalnya terserah pada Bulog. Kami hanya berikan opsi, Myanmar, Thailand, Kamboja, Pakistan, India," ujar Oke di Jakarta, kemarin.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto mengungkapkan, hingga akhir pekan lalu realisasi importasi tahap awal sudah mencapai 412 ribu ton dan puluhan ribu ton lainnya sudah berada di pelabuhan untuk dibongkar muat. Pengiriman akhir dari bagian tahap pertama segera dilakukan dalam waktu dekat sebesar 50 ribu ton.
Saat ini, stok beras di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia, baik yang berasal dari impor maupun pengadaan dalam negeri tercatat sekitar 1,2 juta ton. Berbagai pihak menyatakan Bulog sebaiknya memiliki stok beras di gudang mencapai 2 juta ton.
Bawang dan cabai
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) dan Petani Champion Cabai dengan Induk Koperasi Kepolisian Negara (Inkoppol) Republik Indonesia, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Kelompok Tani Nelayan Andal-an (KTNA), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), serta PT Midi Utama Indonesia.
ABMI dan Petani Champion Cabai yang berlaku sebagai pemasok akan bekerja sama secara langsung dengan PT PPI, HKTI, Inkoppol, KTNA, dan PT Midi Utama yang merupakan para distributor besar.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa penandatanganan MoU tersebut tidak hanya bertujuan menjamin ketersediaan dan harga bawang merah dan aneka cabai selama Ramadan hingga lebaran, tetapi juga untuk jangka menengah secara berkelanjutan.
"Jadi, selain menggenjot produksi, upaya lain yang dilakukan yakni mengajak para retailer, koperasi, dan organisasi yang mewakili kepentingan petani untuk bekerja sama secara terintegrasi dari ke hulu hingga hilir," ucap Amran di Jakarta, kemarin.
Dengan begitu, lanjutnya, akan terjadi efisiensi rantai pasok dari petani sampai retail sehingga ketersediaan terjaga dan harga stabil.
Berdasarkan data Kementan, ketersediaan aneka cabai dan bawang merah selama Ramadan atau pada Mei hingga Juni 2018 diproyeksikan akan surplus sehingga ketersediaan selama Ramadan akan aman dan tidak ada gejolak, baik harga maupun pasokan," ujar Amran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved