Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sedang mempertimbangkan untuk melakukan sekuritisasi aset sebagai alternatif menghimpun pendanaan untuk menata ulang profil utang perseroan.
"Kami siapkan sumber pendanaan lain selain penerbitan obligasi yakni sindikasi dan sekuritisasi tahun ini. Opsi pendanaan cukup banyak sehingga fokus kita bagaimana mendapatkan pendanaan yang lebih murah sambil memperbaiki struktur pendanaan kita," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury, dalam paparan kinerja triwulan pertama 2018 di Jakarta, Kamis (3/5).
Pahala mengatakan sekuritisasi akan dilakukan dalam rupiah untuk pendapatan yang akan diperoleh dari rute-rute tertentu yang dinilai potensial bagi pasar.
"Untuk di maskapai penerbangan, tentunya yang bisa dilakukan sekuritisasi adalah pendapatan yang berasal dari pendapatan masa datang untuk rute-rute tertentu yang memang dianggap paling potensial oleh 'market' nantinya," katanya.
Pahala mengatakan opsi sekuritisasi dilirik perseroan tanpa mengecualikan rencana penerbitan obligasi global yang disepakati maksimal sebesar US$750 juta. Para pemegang saham juga telah dimintai persetujuan terkait rencana penerbitan obligasi global pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) April lalu.
Garuda Indonesia memiliki obligasi yang akan jatuh tempo tahun ini sebesar Rp2 triliun. Adapun pada 2020, ada utang sebesar US$500 juta yang juga akan jatuh tempo.
"Kami memanfaatkan kondisi dan pasar yang ada saat ini, kami melihat kemungkinan untuk mengurangi biaya-biaya pinjaman," katanya. (Ant/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved