Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

KSSK Sebut Stabilitas Ekonomi Terjaga Meski Ada Tekanan

Antara
30/4/2018 20:20
KSSK Sebut Stabilitas Ekonomi Terjaga Meski Ada Tekanan
( ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

KOMITE Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menilai stabilitas sistem keuangan pada triwulan I-2018 dalam kondisi stabil dan terkendali, meski terdapat tekanan pada pasar keuangan menjelang akhir April 2018.

"Sistem keuangan yang stabil dam terkendali tersebut ditopang oleh fundamental ekonomi yang kuat, kinerja lembaga keuangan yang membail serta kinerja emiten di pasar modal yang stabil," kata Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK, Sri Mulyani, dalam jumpa pers rapat berkala KSSK di Jakarta, Senin (30/4).

Hadir dalam jumpa pers rapat berkala KSSK tersebut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.

Sri Mulyani menyampaikan kesimpulan rapat tersebut berdasarkan penilaian terhadap perkembangan moneter, fiskal, makroprudensial, sistem pembayaran, pasar modal, pasar SBN, perbankan, lembaga keuangan nonbank, dan penjaminan simpanan.

Ia menambahkan, tekanan pada nilai tukar rupiah yang terjadi pada April 2018, lebih disebabkan oleh faktor eksternal berupa penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia.

Menurut Sri Mulyani, penguatan dolar AS tersebut didorong oleh berlanjutnya kenaikan imbal hasil suku bunga obligasi negara AS (US Treasury) hingga mencapai 3,03% atau tertinggi sejak 2013 dan potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Funds Rate) lebih dari tiga kali.

Sementara itu, dari sisi internal, tambah dia, terjadi kenaikan permintaan valas sesuai pola tahunan pada April 2018 yang juga ikut mengakibatkan terjadinya pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

"Namun demikian, depresiasi rupiah secara umum masih terjaga dan lebih rendah jika dibandingkan dengan depresiasi sejumlah mata uang negara berkembang maupun negara maju," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Stabilisasi Sri Mulyani memastikan pengelolaan kurs rupiah telah didukung oleh upaya stabilisasi untuk mengurangi volatilitas baik di pasar valas maupun pasar SBN.

Beberapa indikator yang memperlihatkan kuatnya fundamental ekonomi pada triwulan I-2018 adalah tingkat inflasi terjaga sesuai target 3,5%  plus minus 1% serta defisit anggaran dan defisit keseimbangan primer APBN yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan periode sama 2017.

Kemudian, momentum pertumbuhan ekonomi yang masih berlanjut seiring dengan perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor serta defisit transaksi berjalan yang masih dibawah tiga persen terhadap PDB karena dukungan surplus neraca perdagangan.

Ketahanan sektor eksternal juga tercermin dari posisi cadangan devisa sebesar US$126 miliar pada akhir triwulan I-2018 yang berarti setara dengan pembiayaan 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa ini berada di atas standar kecukupan internasional sebesar tiga bulan impor. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya