Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Indonesia Cermati Dampak Kenaikan Tarif Impor AS

Tesa Oktiana Surbakti
06/3/2018 12:17
Indonesia Cermati Dampak Kenaikan Tarif Impor AS
(Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution---ANTARA)

AMERIKA Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump akan memberlakukan kenaikan tarif impor baja dan aluminium dari sejumlah negara. Termasuk China sebagai produsen baja terbesar. Tarif impor baja diwacanakan sebesar 10 persen dan tarif impor aluminum sebesar 25 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah masih mencermati dampak kenaikan tarif. Importasi baja dan aluminium dari Indonesia ke Negeri Paman Sam relatif kecil. Namun dampak dari tingginya tarif impor baja dan aluminium di Amerika Serikat akan mendorong China mengalihkan pemasaran produk baja ke negara lain. Produk baja dari China pun berpotensi membanjiri Indonesia yang masih tergantung impor.

"Ini kan masih berjalan nih ya, tarik menariknya kan jadi China, kemudian apalagi Jerman sedang tarik menarik dengan Amerika Serikat. Bagaimana setelahnya kita belum tahu, tetapi emang kalau (kenaikan tarif impor) berjalan, mau tidak mau bajanya China akan kemana-mana, termasuk ke Indonesia," ujar Darmin sebelum rapat koordinasi terkait Batam, Selasa (5/3).

Dia memandang terlalu dini bagi Indonesia untuk bereaksi terhadap kebijakan AS yang bertujuan memproteksi produsen baja domestik. China dianggap sebagai penyebab anjloknya harga baja di AS lantaran banjir impor baja dari Negeri Tirai Bambu. "Ya masih terlalu dini lah kita beraksi, nanti dirapatkan dulu dengan Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai pemberlakuan kenaikan tarif impor baja dan aluminium dari AS bisa menghambat laju perekonomian global. Pasalnya, kebijakan tersebut menuai kecaman keras dari sejumlah negara yang akan memicu perang dagang.

"Di Amerika Serikat sendiri dinamika mengenai kebijakan tarif sedang diperdebatkan antara Trump dan senatnya. Namun kalau terjadi adanya retorika untuk saling membalas dari sisi tarif, sejarah dunia tunjukan kalau terjadi perang dagang berdampak buruk bagi ekonomi dunia," tukas Sri Mulyani. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya