Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PERUSAHAAN Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengungkapkan, hingga saat ini, pemerintah sebagai regulator belum menugaskan perseroan untuk memulai melemparkan beras impor ke pasar.
"Kami belum dengar perintah soal tugas memasarkan beras impor," ujar Andrianto kepada Media Indonesia, hari ini.
Andrianto mengatakan seluruh komoditas pangan utama yang telah didatangkan dari Vietnam dan Thailand sebesar 261 ribu ton masih aman di gudang-gudang Bulog.
Jumlah tersebut sedianya belumlah sempurna karena sebagaimana kesepakatan yang telah ditetapkan Perum Bulog akan mendatangkan beras impor sebanyak 281 ribu ton hingga 28 Februari 2018. Adapun, 20 ribu ton yang hingga kini masih tertinggal berasal dari India.
Kendati demikian Andrianto mengaku keterlambatan itu tidak menimbulkan masalah besar. Pasalnya, Perum Bulog dan para eksportir dari negara-negara asal memiliki kesepakatan terkait sanksi berupa pembatalan pembayaran atas barang yang datang melewati batas waktu yang ditentukan.
"Eksportir yang tertahan barangnya akan unpaid. Risiko ada di mereka," terangnya.
Di sisi lain, Bulog sebagai operator yang melakukan impor tidak akan mendapatkan hukuman dari pemerintah jika penugasan importasi beras tidak terealisasi sepenuhnya. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved