Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Peringkat layak investasi yang diterima Indonesia dari Standard & Poor's dan Fitch pada tahun 2017 lalu benar-benar ampuh dalam menggaet investor asing. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan kepercayaan investor yang tinggi kepada Indonesia itu terlihat dari obligasi yang dikeluarkan dua BUMN dalam bentuk rupiah di Bursa Efek London (London Stock Exchange).
Dua obligasi yang dijuluki Komodo Bonds tersebut, kata Rini, laku keras di pasar asing hingga membukukan kelebihan permintaan (oversubscribed) berkali-kali lipat.
"Yang pertama itu Jasa Marga nilainya Rp4 triliun lalu Wika (Wijaya Karya) Rp5,4 t, yang membanggakan Jasa Marga itu yang mau beli (oversubscribed) sampai lebih 4 kali lipat, yang Wika 2,5 kali lipat," ujar Rini dalam kuliah umum bertajuk 'Sinergi BUMN Membangun Negeri' dalam rangka HUT Media Indonesia ke-48 di Komplek Media Group Jakarta, hari ini.
Diketahui penerbitan komodo bonds Jasa Marga dilakukan pada 13 Desember 2017, sedangkan milik Wika pada 29 Januari lalu. Bahkan, kata Rini, investor asing bersedia membeli obligasi dua BUMN tersebut dengan bunga yang kompetitif yakni 7,5% untuk Jasa Marga dan 7,7% untuk Wika. Padahal dua obligasi tersebut dikeluarkan dalam bentuk rupiah, bukan dollar AS.
"Itu menunjukkan kepercayaan dunia ke Indonesia meningkat sehingga mau membeli obligasi dalam bentuk rupiah di luar negeri," tukasnya.
Kepercayaan asing kepada Indonesia itu pun tidak lepas dari citra BUMN yang positif dengan sinergitasnya. Kepercayaan itu sekaligus menepis kekhawatiran bahwa Indonesia kesulitan dana dalam pembangunan infrastruktur.
"Betul-betul sinergi ini membuat BUMN mendapat kepercayaan tinggi dari investor asing dan ini harus kita jaga. Tidak ada kekhawatiran, ternyata asing mendukung pembangunan infrastruktur kita," pungkasnya. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved