Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Kamis (11/1), meresmikan layanan kewirausahaan petani dan digitalisasi sistem pertanian di Kecamatan Sliyeg, Indramayu, Jawa Barat. Itu merupakan proyek percontohan program korporasi petani seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo. Menurut Rini, program kewirausahaan petani berupa peng-gabungan sejumlah badan usaha milik desa (BUM-Des) yang ada di kecamatan itu menjadi satu yang dinamakan mitra BUM-Des bersama (MBB). Khusus di Kecamatan Sliyeg dibentuk MBB Sliyeg yang akan menjadi koordinator dari 14 BUM-Des. Adapun anggotanya mencapai 7.000 petani yang tergabung dalam 127 kelompok tani. Adapun luas lahan garapannya sekitar 4.000 hektare dengan hasil produksi padi sebanyak 45 ribu ton per tahun.
“Dengan program ini petani bukan hanya menghasilkan, melainkan juga jadi wirausaha ung-gul. Untuk itu kita mulai pilot project di Indramayu,” ujar Rini dalam sambutannya. Setelah Indramayu, program tersebut juga akan dilakukan di 10 daerah lain di Jawa Barat seperti Karawang, Subang, dan Cianjur.
Menurut Rini, MBB ini akan melayani pembiayaan (KUR/non- KUR), penyaluran pupuk, dan marketplace hortikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes. Melalui MBB, kata dia, hasil panen petani juga lebih terjamin, baik dari segi harga jual maupun pembeli.
Selain itu, petani punya pilihan menjual hasil panen dalam bentuk gabah basah, gabah kering, atau sudah berbentuk beras sebab di MBB nantinya akan diberikan bantuan berupa mesin pengering dan mesin giling. “Nanti rice milling unit harus sudah ada 4 bulan dari sekarang, dengan harapan kalau sudah panen di MBB sudah bisa giling dan bisa jadi beras,” ujarnya.
Untuk diketahui, konsep korporasi petani pertama kali digagas Presiden Jokowi. Hal itu untuk mengubah pola kerja petani agar lebih modern sehingga tidak cuma berkutat dengan cangkul dan tanah. Menurut Presiden, mengorporasikan petani maksudnya ialah membuat kelompok besar petani agar mereka berpikir dengan manajemen modern, berpikir dengan aplikasi-aplikasi modern, serta berpikir dengan cara-cara pengolahan industri yang mo-dern. Dengan cara itu, kata Presiden, akan dapat lebih memberikan keuntungan bagi petani.
Kartu tani
Mengenai penerapan digitali-sasi sistem pertanian, menurut Rini, program tersebut telah diluncurkan di Kecamatan Sliyeg pada Maret 2017 dan saat ini sudah mulai berjalan. Digitalisasi yang diinisiasi PT Telkom Tbk itu merekam profil petani dan histori lahan yang bertujuan agar penya-luran bantuan tepat sasaran.
Digitalisasi tersebut juga mere-kam empat siklus, yakni pratanam, tanam, panen, dan pascapanen. Di siklus pratanam, misalnya, petani bisa mendapatkan asuransi usaha tani dan kredit usaha rakyat yang merupakan wujud sinergi PT Jasindo, PT Askrindo, dan Him-punan Bank Negara (Himbara). Data yang valid dari digitalisasi tersebut akan disambungkan dengan data Kementerian Pertanian untuk penyediaan subsidi pupuk yang terdata melalui kartu tani. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved