Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Bursa Indonesia masih Menarik Minat Asing Masuk

” (Try/E-1)
11/1/2018 03:31
Bursa Indonesia masih Menarik Minat Asing Masuk
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia yang lebih baik tahun ini akan memicu dana asing masuk. Selain itu, tingkat keuntungan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang lebih baik juga membuat investasi di pasar saham masih menarik.
Head of Intermediary Bussiness of Schroders Indonesia Teddy Oetomo mengatakan, meski asing menarik dana keluar sebesar Rp40 triliun, kenaikan indeks harga saham gabungan masih bisa naik sampai 19,9%. Asing melihat rasio P/E indeks saham Indonesia lebih stabil di antara negara tetangga.

Sampai akhir November 2017, dana asing keluar Rp35,5 triliun. Namun, banyak yang lupa besaran investasi asing di pasar saham Indonesia pada akhir Desember 2016 sebesar Rp1.691 triliun. Di November 2017, angka tersebut mencapai Rp1.858 triliun.
“Artinya dana asing keluar, tapi jumlah investasinya naik sebab pasarnya naik. Jadi asing tidak negatif. Cuma dia memang menarik sebagian tidak sampai 20% dari keuntungan. Itu good news-nya. Bad news-nya artinya asing akan tetap mendominasi pasar Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Rabu (10/1).

Pihaknya melihat ada potensi perbaikan daya beli tahun ini karena berbagai faktor. Tahun ini ada momen pilkada yang segera disambung pilpres sepanjang 18 bulan, ditambah perbaikan harga komoditas memperbaiki konsumsi di Sumatra dan Kalimantan. Tahun ini juga ada perhelatan IMF dan Asian Games.

Potensi asing akan masuk lebih banyak tahun lalu juga berkaca dari alasan asing yang melakukan aksi ambil untung di 2017. Saat itu pertumbuhan laba bersih di Indonesia sebesar 15,9%, sedangkan pertumbuhan laba bersih di Jepang 21,8%. Itulah yang membuat asing sedikit ambil profit.

Pada 2018 proyeksi pertumbuhan laba bersih menurun dari 15,9% ke 13%. Akan tetapi, rata-rata laba bersih dari negara asia di negara lain diproyeksikan turun lebih besar seperti di Jepang dari 21,8% menjadi 10,8%. “Jadi, meski angkanya menurun, secara absolut lebih tinggi daripada negara lain. Ini menjadi salah satu katalis asing bisa kembali masuk,” tandasnya.

Dominasi asing tetap diperlukan. Kepemilikan asing untuk SBN di atas 40%, memang memberi risiko terhadap arus asing. Namun, selama negara terbuka selalu terkendala arus asing. “Kalau mau pertumbuhan ekonomi 6 % , komposisi investasi daripada ekonomi Indonesia harus 35%-40%, dan sekarang baru 30%.” (Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya