Headline

Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.

Di Balik Kilau Berlian

Iis Zatnika
03/11/2017 06:21
Di Balik Kilau Berlian
(THINKSTOCK)

KILAU berlian seberat 0,3 karat seharga Rp15 juta itu memukau ketika diangkat geomolist Devi Chayadi menggunakan tweezers, peranti semacam pinset.

Benda berharga dengan diameter kurang dari 0,5 cm itu memancarkan pantulan sinar yang jernih.

Procurement and Merchandising Specialist Colored Stone PT Central Mega Kencana (Frank & Co, Mondial, Miss Mondial dan The Palace) itu bertugas memastikan kualitas berlian-berlian yang disematkan pada aneka produk keluaran perusahaan dengan empat merek perhiasan itu.

Ia akan meletakkan berlian pada cut loupe, sejenis kaca pembesar, dan menempatkan sinar lampu untuk mengetahui kualitas berlian yang akan dipasarkan.

Devi berkisah berlian bisa punya cacat, antara lain karena proses cutting atau pengasahan, atau penyimpanan hingga pengiriman.

Atau, bisa juga berlian yang dibeli dengan harga tinggi dan dibanggakan sepenuh hati ternyata kualitasnya tak sebaik yang diperkirakan.

"Karena bisa sintesis bukan buatan alam, tapi oleh teknologi yang kini makin canggih sehingga secara kasatmata sulit dibedakan," ujar Devi dalam Media Workshop, Diamond Talk di Jakarta, Kamis (19/10).

Ia pun menuturkan berbagai kisah di balik daya pikat kemilau berlian.

Ditempa panas dan tekanan

Berlian, kata Devi, ditambang dari kedalaman 140-190 km, di bawah pemukaan laut.

Berlian yang berasal dari bahan karbon bernilai karena ditempa berbagai tekanan dan panas 800-1.300 derajat celsius sepanjang hampir usia bumi.

"Jika dilihat dari materialnya, berlian sebenarnya sama dengan pensil 2B, batu grafitnya, sama-sama dari karbon."

Namun, tekanan, panas dan waktu membuatnya berkilau dan berharga.

Natural atau sintentis

Ketika harganya terus meroket, dengan permintaan pasar yang terus meningkat dan persediaan di bumi terbatas, industri pun mencari cara memanfaatkan peluang ini.

Teknologi canggih menciptakan berlian sintetis.

Menurut Devi, sering kali seorang gemologist seperti dirinya ataupun mesin pendeteksi paling mutakhir (belum ada di Indonesia) mesti terus meningkatkan kompetensi untuk mengetahuinya.

Untuk itu, kata dia, pastikan membeli berlian pada penjual yang tepercaya, ada sertifikat dan ahli yang memeriksanya.

Jangan bersentuhan

Ketangguhannya pada goresan mengafirmasi slogan berlian adalah abadi, tetapi kekuatannya itu pun mesti diwaspadai kolektor.

"Jangan biarkan berlian bersentuhan dengan berlian lainnya, akan rusak," kata dia.

Tempatkan di wadah berbeda dan bersihkan, cukup dengan dilap karena berlian pun rawan kusam diterpa debu dan minyak. Namun, jika sekali sapuan lap, kemilaunya akan kembali.

Waspadai pula terpaan kaporit, yang akan memacu emas yang mengikat berlian berubah strukturnya sehingga memicu berlian lepas.

Jadi, saat mandi atau berenang, simpanlah barang berhaga Anda.

Investasi kenangan

Berlian, kata Devi, lebih pantas ditempatkan sebagai investasi emosional, pengikat kenangan, dan memacu kebahagiaan.

Nilai investasinya memang akan bertambah, tetapi tak terlampau kencang.

"Mungkin dalam sepuluh tahun akan ada kenaikan, tapi nilainya tak sepadan dengan investasi properti atau saham. Jadi, belilah berlian untuk kenangan dan kebahagiaan buat orang tersayang atau diri kita sendiri."

(S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya