Pemerintah Dianggap Mampu Jaga Inflasi

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai tingkat inflasi Oktober 2017 yang sebesar 0,01%, masih terjaga. Tingkat inflasi itu dipandang karena pemerintah sudah menerapkan harga eceran tertinggi (HET), untuk sejumlah komoditas terutama beras. "Inflasi kita bagus sekali. Hari ini diumumkan hanya 0,01%," ucap Enggar di toko Indogrosir, Bekasi, Rabu (1/11).. Seperti diketaui, kemarin pagi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi Oktober 2017 sebesar 0,01% yang antara lain disumbang oleh kenaikan harga beras 0,04% dan cabai merah 0,05%.

Data BPS menunjukan, rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.503 per kilogram (kg) pada Oktober 2017, atau naik 0,34% dari bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan juga naik 2,03% dari September 2017 menjadi Rp9.117 per kg. Kenaikan harga juga terjadi pada beras kualitas rendah rata-rata sebesar Rp8.834 per kg atau naik 1,86%. Bila dibandingkan dengan Oktober tahun lalu, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2017 untuk semua kualitas, naik.

Beras premium sebesar 4,05%, medium sebesar 1,51%, dan kualitas rendah sebesar 2,76%. Enggar berpendapat kenaikan harga beras tersebut masih terbilang kecil. Kenaikan yang paling besar disumbang oleh beras medium yang dilihat karena sempat menurunnya stok di pasaran. "Anda bayangkan kalau tidak ada HET, apa yang terjadi dengan kondisi seperti ini? Maka, dengan adanya HET kita bisa kendalikan ini," katanya. Enggar mengatakan pihaknya akan terus mengawasi stok dan perubahan harga di seluruh pasar.

Bila terus naik , ia akan melakukan operasi pasar, terutama untuk beras. Karena itu, dia masih optimistis inflasi dari bahan pokok masih akan terjaga. Menurutnya, kebijakan HET, pengawasan harga, dan operasi pasar bisa mengendalikan tingkat inflasi hingga akhir tahun yang ditargetkan 4% plus minus 1%. "Insya Allah target pemerintah tercapai kalau dilihat dari perkembangan. Sampai dengan ini saja 0,01%," imbuhnya.