Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pertumbuhan yang tinggi dari produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) sebesar 5,51% pada kuartal III 2017 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Tumbuhnya IBS itu juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan di kuartal II 2017 yang sebesar 3,89% dan pada kuartal III 2016 yang sebesar 4,87%. Kepala BPS Suhariyanto menyebut pertumbuhan itu disebabkan seluruh sektor industri mengalami perbaikan. Sektor manufaktur yang paling menunjukkan pertumbuhan signifikan ialah industri logam dasar dengan pertumbuhan sebesar 11,97% (yoy).
Kondisi itu karena produksi industri baja mengalami perbaikan. "Akan tetapi, share-nya masih kecil hanya 0,28% terhadap kue industri besar dan sedang," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, kemarin. Menurutnya, dorongan terbesar naiknya IBS di kuartal III 2017 ditopang industri makanan dan minuman dengan pertumbuhan masing-masing 9,24% dan 3,4%. Keduanya berkontribusi sebesar 27,13% terhadap total pertumbuhan produksi. Kenaikan besar juga dicatat industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,30%, selanjutnya diikuti industri bahan logam, bukan mesin, dan peralatannya sebesar 8,82% serta industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 7,01%.
Akan tetapi, kenaikan IBS tersebut tidak diikuti dengan pertumbuhan industri mikro dan kecil (IMK). Pertumbuhan produksi IMK hanya 5,34% (yoy) atau menurun jika dibandingkan dengan kuartal III 2016 yang sebesar 5,75%. Meski demikian, bila dibandingkan kuartal II 2017 yang sebesar 2,50%, angka itu cukup signifikan. Secara kelompok, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kelompok industri komputer, barang elektronik, dan optik dengan pertumbuhan 35,99% (yoy) atau berbanding terbalik ketimbang kondisi yang terjadi di industri besar dan sedang yang secara yoy turun 1,78%.
"Ini polanya beda dengan industri besar dan sedang karena secara yoy industri komputer cukup besar. Memang kontribusi IKM ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan industri besar, tapi jumlahnya cukup banyak," pungkasnya Suhariyanto belum bisa menjawab apakah kenaikan produksi itu menjadi bukti bahwa daya beli masyarakat masih tinggi dengan asumsi permintaan meningkat sebab BPS akan merilis angka pertumbuhan ekonomi termasuk konsumsi rumah tangga pada 6 November mendatang. Meski demikian, memang ada kenaikan yang cukup tinggi dari produksi dari industri makanan dan minuman di IBM dan industri makanan di IMK menurutnya.
"Kan makanan dan minuman tidak terkena fluktuasi bulan atau musiman," pungkasnya. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Ina Primiana mengatakan angka pertumbuhan industri dari waktu ke waktu cenderung tidak stabil. Kenaikan pertumbuhan yang signifikan biasanya akan bersumber pada kejadian atau shocked tertentu yang membuat tumbuh sektor tertentu. "Pertumbuhan di IKM dan pertumbuhan di industri sedang besar tidak inline. Tidak bisa diartikan pertumbuhan IKM serta-merta menjadi pemasok bagi industri besar," ujarnya saat dihubungi, kemarin. (Try/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved