Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PENGUSAHA pembudi daya ikan kerapu meminta pemerintah membatasi ekspor benih kerapu karena praktik itu membuat harga ikan tersebut lebih rendah daripada yang seharusnya.
Beberapa negara yang lebih senang meminta impor benih kerapu ialah Tiongkok, Vietnam, dan Hong Kong. Negara-negara itu lebih meminati benih kerapu Indonesia ketimbang ikan atau induknya.
"Buyer kita minta yang ukurannya tidak besar, yang bisa ditunda 2 bulan lagi ukurannya," kata Ketua Umum Himpunan Pembudi Daya Kerapu Indonesia (Hipikerindo) Syamsuddin di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, kemarin.
Akibatnya, harga yang ditawarkan importir tidak sama atau mendekati harga yang ada di negara tujuan ekspor. "Ini masih analisis kami. Harga kerapu di Tiongkok sekarang sedang naik, sedangkan di kami hanya Rp105 ribu-Rp110 ribu per kilogram (kg). Semestinya bisa sampai Rp160 ribu karena di Hong Kong sana trennya di atas Rp200 ribu," paparnya.
Data dari KKP, jumlah ekspor kerapu hidup pada 2016 sebanyak 11,86 juta ekor. Dari jumlah tersebut, ekspor benih mencapai 9,29 juta ekor, induk kerapu 84 ekor, dan ikan kerapu 2,57 juta ekor.
Selama Januari-18 Oktober 2017, ekspor kerapu hidup mencapai 10,64 juta ekor, yang terdiri atas 7,95 juta benih kerapu, 4 induk kerapu, dan 2,68 juta ikan kerapu.
"Jadi satu saja permintaan kami, ekspor benih perlu ada pembatasan. Harga akan lebih naik. Kami minta dukungan pemerintah karena mereka budi daya ikan bisa tidak lebih dari 6 bulan, sedangkan kita bisa 1 tahun untuk mencapai ukuran yang diinginkan buyer," tandasnya.
Di sisi lain, KKP menepis kekhawa-tiran pengusaha ikan kerapu terhadap terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 32/2016 tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup. Aturan revisi yang diterbitkan September tahun lalu itu dinilai tidak mengganggu produksi dan ekspor ikan kerapu.
Dirjen Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto mengatakan ekspor kerapu masih terpantau meningkat. Pembenihan tetap berproduksi, jumlah ikan hidup kerapu pun tetap naik," papar Slamet.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved