Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperingatkan kalangan perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) ke sektor produksi dan mengendurkan kredit untuk sektor perdagangan. "Setelah kami evaluasi penyaluran KUR tahun 2016, ternyata 77% disalurkan kepada pedagang dan 23% ke sektor produksi. Ini betul-betul tidak sesuai rancangannya," kata Darmin dalam sambutan sebelum meresmikan pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Selasa (27/9). Menurut mantan Gubernur Bank Indonesia itu, pada 2016 pemerintah menyalurkan KUR Rp95 triliun dan tahun ini Rp110 triliun.
Dari jumlah itu, kata Darmin, penyaluran ke sektor produksi, terutama komoditas pangan, harus mencapai 40% dan selebihnya ke sektor perdagangan. Hingga September 2017, realisasi KUR ke sektor produksi sudah mencapai 36%. "Kepada para pemimpin bank yang hadir di sini dan bertugas menyalurkan KUR, saya sampaikan bahwa tahun depan KUR ke sektor produksi harus mencapai 50%. Kalau tidak, awas," ujarnya. Di tempat berbeda, kalangan pengusaha belum merasakan dampak penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) secara signifikan.
"Belum terasa signifkan. Kalau bank BUKU III dan IV sudah mulai ada penurunan bunga kredit sejak BI turunkan suku bunga, tapi bank kecil masih tinggi," ujar Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani di Jakarta, Selasa (27/9). Ia menilai perbankan masih ogah menurunkan bunga kreditnya terlalu banyak karena permintaan kredit yang kecil. Di sisi lain, perbankan tersandera deposan besar yang meminta premium rate atas simpanannya. Penurunan bunga kredit bisa dipercepat bila ada tekanan persaingan atau bank besar yang jadi pionir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved