Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Bank BUMN Plin-plan Soal Biaya Isi Uang Elektronik

Erandhi H Saputra
19/9/2017 15:45
Bank BUMN Plin-plan Soal Biaya Isi Uang Elektronik
(Dari kiri, Dirut BTN Maryono, Dirut Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Dirut PT Jasa Marga Adityawarman, Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut BRI Asmawi Syam dan Dirut BNI Achmad Baiquni saat Pembukaan Akses E-Payment Tol secara nasional--ANTARA/Rivan Awal Lingga)

MESKIPUN pada awalnya mengaku tidak akan menarik biaya dari isi ulang uang elektronik, namun himpunan bank-bank negara (Himbara) siap mengikuti aturan jika nantinya bank Indonesia (BI) mengeluarkan aturan terkait besaran pungutan biaya isi ulang uang elektronik.

"Pada prinsipnya memang kita ingin biaya top up itu dibebaskan, tapi kita mengikuti ketentuan BI nanti, karena kan kita belum tahu ya ketentuannya sedang diatur," ujar Ketua Himbara Maryono yang juga Direktur Utama BTN usai pembukaan Indonesia Banking Expo di Jakarta, hari ini.

Jikapun nantinya BI tetap mengeluarkan aturan terkait biaya isi ulang, Himbara akan membuat simulasi agar pengenaan biaya tersebut bisa meringankan beban masyarakat.

"Contohnya dalam bentuk gimmick-gimmick promosi sehingga masyarakat tidak merasa terbebani 100%," tukasnya.

Termasuk mengenai besaran tarif yang akan dipungut, Maryono menyebut himbara sedang dalam tahap finalisasi. Ia memastikan biaya tambahan itu bukan untuk menambah pendapatan bank melainkan mempermudah dan meningkatkan pelayanan masyarakat.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmojo menyerahkan sepenuhnya pengaturan biaya isi ulang kepad Bank Indonesia. Selama ini, kata Tiko, masyarakat yang melakukan isi ulang e-money di ATM Mandiri tidak dikenakan biaya, berbeda jika isi ulang di vendor lain seperti Indomaret akan terkena biaya tambahan.

Ia menyebut selama ini biaya produksi untuk satu kartu e-money sekitar Rp20.000. Namun untuk mendukung program non tunai dalam pembayaran tol pada Oktober mendatang, maka pembelian e-money tidak akan dikenakan biaya produksi Rp20.000, sehingga jika masyarakat membeli Rp50.000 maka masyarakat akan mendapat saldo Rp50.000.

"Jadi Rp10.000 subsidi dari Jasa Marga dan Rp10.000 subsidi dari Himbara. Untuk mengejar elektronifikasi toll target kita beri kemudahan diskon," tukasnya.

Ke depan, Mandiri akan mendorong pengguna e-money untuk memakai teknologi NFC (Near Field Communication) pada smartphone untuk isi ulang agar tidak ada lagi biaya tambahan.

"Jadi dari e-banking bisa dipindah pakai NFC, jadi ke depan tidak ada cost. Kita siapkan setahun lah," pungkasn Tiko. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik