Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Neraca Perdagangan kian Cerah

Tesa Oktiana Surbakti
16/9/2017 06:31
Neraca Perdagangan kian Cerah
(Sumber: BPS)

NERACA perdagangan Indonesia per Agustus 2017 tercatat surplus US$1,72 miliar atau tertinggi sejak 2012.

Secara kumulatif sepanjang Januari-Agustus 2017, neraca perdagangan mengalami surplus hingga US$9,11 miliar dengan pe-rincian kinerja ekspor US$108,79 miliar dan impor US$99,68 miliar.

Capaian surplus pada periode itu lebih tinggi daripada capaian Januari-Agustus 2016 yang tercatat US$5,13 miliar dengan kinerja ekspor US$92,52 miliar dan impor US$87,39 miliar.

Surplus perdagangan melalui kinerja ekspor dan impor itu diharapkan berlanjut.

Pasalnya, ekspor dan impor menjadi salah satu komponen yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Dulu kontribusi ekspor dan impor cenderung negatif, tetapi mulai membaik sejak triwulan IV 2016. Kita berhadap kontribusi (ekspor dan impor) terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III dan IV 2017 lumayan bagus, meskipun kontribusi paling besar berasal dari investasi dan konsumsi rumah tangga (RT)," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto seusai konferensi pers perkembangan ekspor dan impor, di Jakarta, kemarin.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017, ekspor barang dan jasa ditargetkan bertumbuh 4,8%.

Adapun pertumbuhan impor barang dan jasa ditargetkan 3,9%.

Sebelumnya pada 2016, pertumbuhan kegiatan ekspor dan impor tercatat negatif masing-masing minus 1,7% dan minus 2,3%.

Kecuk, demikian Suhariyanto akrab disapa, menuturkan kontribusi kegiatan ekspor dan impor terhadap struktur pertumbuhan ekonomi rata-rata berkisar 20%-21%.

Namun, dia meyakini dengan kinerja neraca perdagangan yang bergerak surplus, kontribusi ekspor dan impor kian postif.

Total kumulatif surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-Agustus 2017 tercatat US$9,11 miliar.

"Konsumsi rumah tangga itu kontribusinya (terhadap pertumbuhan ekonomi) bisa 55%, investasi 32%, lalu konsumsi pemerintah sekitar 8,9%, sedangkan ekspor dan impor rata-rata 20%-21%. Kita lihat perkembangan ke depan, tren kinerja ekspor dan impor akan bagus," imbuhnya.

Faktor investasi

Saat ditemui di lokasi terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengamini potensi surplus neraca perdagangan akan berlanjut.

Keniscayaan itu mengacu pada kinerja ekspor dan impor yang sudah melampaui pertengahan tahun.

"Dari year to date itu Januari-Agustus, pertumbuhan (ekspor dan impor) tidak jelek, lumayan bagus. Artinya surplus masih (akan) berlanjut," kata Darmin.

Terkait dengan impor bahan baku atau penolong yang berkontribusi hingga 74,65% dengan nilai US$10,07 miliar terhadap total impor per Agustus 2017 yang sebesar US$13,49 miliar, dia mengatakan hal itu tidak lepas dari geliat pertumbuhan investasi.

Tahun ini pertumbuhan investasi melalui pembentukan modal tetap bruto (PMTB) ditargetkan mencapai 5,4%.

"Bisa saja impornya naik karena investasi kita (berpotensi) naik tahun ini. Semestinya impor bahan baku yang lebih baik juga mendo-rong pertumbuhan investasi dalam negeri yang lumayan bagus," kata Darmin.

(E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya