Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Ribuan Hektare Sawah Siap Dibuka

Andhika Prasetya
31/8/2017 00:33
Ribuan Hektare Sawah Siap Dibuka
(ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) menargetkan ada tambahan 40 ribu hektare (ha) cetak sawah baru pada 2018 melalui pengoptimalan lahan suboptimal, seperti lahan rawa lebak dan pasang surut. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Pending Dadih Permana mengungkapkan setidaknya ada 32 juta ha lahan suboptimal di seluruh Nusantara yang bisa dimanfaatkan. Melihat potensi yang sangat besar itu, Kementan pada tahun ini mulai melakukan pemetaan guna melihat daerah lahan suboptimal mana saja yang siap untuk digarap dan dikembangkan. Saat ini pemerintah tengah menguji coba 1.400 ha di Ogan Ilir, Sumatra Selatan, untuk lahan rawa lebak dan 1.200 ha di Talang Jaya untuk lahan pasang surut.

"Ini kami lakukan bertahap. Kami cari mana yang siap. Mana yang secara teknis memungkin-kan untuk diterapkan teknologi. Itu syaratnya," ujar Pending di Jakarta, Rabu (30/8). Menurutnya, permasalahan terbesar dalam mengembangkan potensi lahan suboptimal ialah pada keberadaan sumber air. Baik lahan pasang surut maupun lahan rawa, kata Pending, memerlukan pengelolaan tata air yang sangat baik. "Harus diciptakan saluran drainase dan irigasi yang terdiri atas saluran primer, sekunder, dan tersier," ujarnya. Berdasarkan data Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, saat ini total luas lahan di Indonesia mencapai 8,1 juta ha dan total luas tanam 15,7 juta ha. Di Sumatra Selatan, 1.400 ha di Ogan Ilir untuk lahan rawa lebak dan 1.200 ha di Talang Jaya untuk lahan pasang surut.

Sementara itu, guna mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah sekaligus untuk persiapan musim tanam kedua atau periode Oktober-Maret pada tahun ini, Pupuk Indonesia memastikan kecukupan stok pupuk siap pakai yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Head of Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan total ketersediaan pupuk yang ada di lini tiga atau di gudang-gudang distributor kabupaten saat ini 1.071.558 ton, dengan perincian urea 509 ribu ton, NPK 268 ribu ton, SP36 138 ton, ZA 103 ribu ton, dan organik 53 ribu ton. Dengan jumlah itu, pihaknya menyatakan siap mengamankan musim tanam yang segera tiba dalam satu bulan ke depan.

HET beras
Masih soal pertanian, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan aturan tentang harga eceran tertinggi (HET) beras yang akan berlaku per 1 September 2017 dipatuhi pedagang. "Kita akan awasi mereka (para pedagang)," ucap Enggar, Rabu (30/8). Ia mengatakan pihaknya akan langsung mengawasi pasar ritel modern untuk memastikan HET beras dilaksanakan. Beras premium yang dijual di ritel modern wajib menggunakan stempel harga sesuai kesepakatan. Begitu juga di pasar tradisional. Seperti beritakan, HET beras medium ditetapkan Rp9.450 per kilogram. Harga itu berlaku di wilayah produsen beras, yakni Jawa, Sumatra Selatan, Lampung, NTB, Bali, dan Sulawesi.

Di wilayah Sumatra selain Sumsel dan Lampung, juga NTT dan Kalimantan, HET beras medium Rp9.950 per kilogram. Untuk Maluku dan Papua berbeda Rp800, yakni Rp10.250 per kilogram. (Jes/LN/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya