Pegadaian Incar Omzet Rp137 T

PT Pegadaian (persero) menargetkan omzet atau perputaran pembiayaan hingga akhir tahun mencapai Rp 137 triliun. Hingga semester 1 2017, Pegadaian telah meraih omzet Rp60,87 triliun, atau 44,5% dari target. Pada paruh kedua 2017 diyakini tren peminjaman akan semakin naik. Plt Direktur Utama PT Pegadaian Harianto Widodo mengatakan posisi outstanding pinjaman sampai akhir tahun Rp40,9 triliun. Omzet lebih besar daripada outstanding karena jangka waktunya yang lebih pendek yakni 4 bulan. “Secara keseluruhan kinerja kami sampai semester I masih on track. Sekitar 46% tercapai di semester I dan dikejar sisanya di semester II karena trennya meningkat,” ujar Harianto di Jakarta, Selasa (29/8).

Pegadaian membukukan pendapatan Rp6,69 triliun, dengan laba bersih Rp2,21 triliun pada 2016. Sementara itu, dalam laporan keuangan per Juni 2017, perseroan membukukan pendapatan Rp5,09 triliun dengan laba bersih Rp1,16 triliun.

Terbitkan obligasi
Untuk menunjang modal kerja, Pegadaian melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan III dengan target perolehan dana Rp6 triliun. Pada tahap l tahun ini target perolehan dana maksimum sebesar Rp2,5 triliun. Dana yang diperoleh dari emisi obligasi itu setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dipergunakan perseroan untuk pelunasan atau penurunan pinjaman sebagian utang bank dengan proporsi 58%. Adapun sisanya sekitar 42% akan digunakan perseroan untuk memperkuat modal kerja. Direktur Operasi dan Pemasaran Pegadaian Damar Latri Setiawan menjelaskan proses book building telah dimulai sejak 29 Agustus dan diharapkan pernyataan efektif OJK diperoleh pada 20 September 2017.

Dalam aksi korporasi itu, Pegadaian menunjuk Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Dana-reksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. “Kisaran kupon yang ditawarkan antara lain seri A sebesar 6,45%-6,95% dengan tenor 370 hari, seri B sebesar 7,25%-7,75% dengan tenor 3 tahun, dan seri C sebesar 7,45%-7,95% dengan tenor 5 tahun,” tandas Damar. Total aset Pegadaian saat ini Rp47 triliun dengan ekuiti sebesar Rp17 triliun. Perseroan membutuhkan pinjaman bank yang fleksibel dan bisa dilunasi kapan saja serta dalam jangka pendek. (Try/E-1)