Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pertumbuhan Ekonomi Terus Membaik

Tesa Oktiana Surbakti
07/7/2017 10:32
Pertumbuhan Ekonomi Terus Membaik
(ANTARA/Muhammad Adimaja)

PEMERINTAH optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II lebih tinggi daripada kuartal I 2017. Membaiknya perekonomian global berdampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia yang ikut menopang pertumbuhan ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan tren pertumbuhan ekonomi setelah kuartal I cenderung lebih baik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 5,10% atau sudah sejalan dengan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

"Di atas (5,10% dong) harusnya, secara <>seasonal ekonomi kita membaik karena permintaan dari berbagai negara juga meningkat sehingga kuartal II dan III umumnya membaik," ujar Darmin seusai memberikan laporan pertanggungjawaban APBN 2016 dalam rapat paripurna, kemarin (Kamis, 6/7).

Selain faktor perekonomian global, prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik disokong geliat investasi dan konsumsi masyarakat yang kian meningkat. Sebelumnya pelaku usaha sektor ritel mengeluhkan lesunya transaksi sebagai cermin melemahnya daya beli masyarakat. Dalam menanggapi hal itu, Darmin mengatakan penurunan daya beli masyarakat sudah berlangsung sejak 2012. Namun, dia memandang tingkat daya beli masyarakat akan berangsung membaik.

"Kuartal II dan III ini kami perkirakan daya beli masyarakat akan pulih sehingga pertumbuhan ekonominya semakin seimbang. Tapi, sejak kuartal I 2017, ekspor-impor sudah positif. Jadi, kita percaya situasi mengarah ke perbaikan dengan berbagai motor penggeraknya."

Defisit anggaran
Terkait dengan RAPBNP 2017, defisit anggaran diproyeksikan sebesar 2,92% terhadap PDB, atau sekitar Rp397,2 triliun. Darmin menjelaskan perkiraan defisit anggaran itu berasal dari target pendapatan negara dalam RAPBNP 2017 sebesar Rp1.714,1 triliun atau mengalami penurunan dari target APBN sebesar Rp1.750,5 triliun.

Pendapatan tersebut terdiri atas target penerimaan perpajakan sebesar Rp1.450,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp260,1 triliun.

"Target penerimaan pajak nonmigas disesuaikan turun Rp50 triliun agar lebih realistis, sejalan dengan pencapaian pada 2016 serta upaya ekstra pada 2017."

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani menuturkan level defisit anggaran yang diusulkan pemerintah dalam RAPBNP 2017 sebesar 2,67% dari PDB atau sekitar Rp370 triliun sudah memperhitungkan potensi serapan anggaran kementerian dan lembaga pada kisaran 95%.

Sebelumnya, dalam APBN 2017, defisit anggaran dipatok 2,41% atau Rp330 triliun. "Untuk defisit, kita akan tetap menjaga di bawah 3%. Sesuai dengan RAPBNP 2017, ada di sekitar 2,67% dari PDB dengan memperhitungkan kemungkinan K/L membelanjakan hampir seluruh anggarannya, layaknya tren selama ini. Kita optimistis," ujar Sri di kompleks parlemen, Rabu (5/7).

Aspek lain yang menjadi pertimbangan dalam kalkulasi RAPBNP 2017 ialah tidak naiknya tarif dasar listrik untuk semua golongan hingga akhir tahun.

Tidak hanya itu, pemerintah juga mempertahankan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar, berikut harga elpiji subsidi ukuran 3 kg sampai akhir September 2017.(E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik