Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Jalur Kereta Barang-Penumpang Dipisah

(Ant/E-4)
03/6/2017 03:20
Jalur Kereta Barang-Penumpang Dipisah
(ANTARA FOTO/Darwin Fatir)

JALUR kereta api barang dan penumpang direncanakan akan dibuat terpisah dan memiliki jalur masing-masing. Hal itu bertujuan memaksimalkan volume barang yang bisa diangkut KA barang. "KA barang Jakarta-Surabaya menarik. Hanya, penumpang masih butuh KA, mungkin belum bisa menggunakan rel KA sebebas seperti di Tiongkok yang memang didedikasikan untuk barang," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai pembukaan Pekan Lingkungan Hidup 2017 di Jakarta, Jumat (1/6).

Konsep jalur yang masih bersatu atau double handling pada saat ini membuat biaya operasional pengangkutan barang menjadi mahal. "Konsep ini yang kita pikirkan bagaimana memisahkan jalur KA barang dan penumpang, bila mungkin KA barang saja, sehingga memiliki volume yang banyak," tuturnya. Ketua Umum Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (Maska) Hermanto Dwiatmoko berpendapat KA barang memiliki peran penting dalam penghematan biaya logistik. Biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar KA hanya 1.500 liter jika dibandingkan dengan truk yang bisa mencapai 14 ribu liter.

"Harus ada kebijakan khusus agar para pelaku usaha berminat beralih ke KA. Kalau kita bisa pindahkan 1 juta TEUs, pemerintah dapat Rp3,5 triliun dan dalam tiga tahun sudah kembali uangnya," ujarnya. Dia menambahkan pemerintah seharusnya menambah infrastruktur KA lebih merata, khususnya baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa, tidak terkonsentrasi hanya proyek-proyek Ibu Kota, seperti MRT, LRT, dan kereta cepat.

Dia menjelaskan kebutuhan akan moda transportasi KA di Pulau Jawa masih belum tercukupi dengan kapasitas yang ada, terutama pada musim ramai seperti Lebaran. "Memang harus ada keseimbangan antara Jawa dan luar Jawa. Terus terang sekarang masih banyak di Jawa, seharusnya bisa memaksimalkan jalur ganda itu tadi," kata dia. Terkait dengan penambahan unit kereta yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia, Hermanto mengatakan hal itu belum cukup karena kereta lama yang harus diganti juga jumlahnya cukup banyak.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya