Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PERUM Badan Usaha Logistik (Bulog) tidak membatasi waktu pelaksanaan Gerakan Stabilisasi Pangan hanya sampai Hari Raya Idul Fitri.
Bulog bisa saja melakukan program itu hingga melewati Ramadan.
"Jadi, langkah ini tidak terikat waktu dan tempat. Kalau setelah Ramadan masih ada harga yang tidak stabil, kita terus lakukan. Tapi kalau sudah stabil, kita akan kurangi," ujar Direktur Pengembangan Bisnis Bulog Imam Subowo kepada Media Indonesia, Kamis (18/5).
Hal itu dilakukan demi menjaga pasokan dan harga pangan tetap terjaga, juga mencegah munculnya para spekulan yang kerap mempermainkan persediaan dan harga di pasar.
"Intervensi memang harus dilakukan. Kalau ada masalah, kita gelontorkan barangnya. Stok kita banyak dan mencukupi," tegasnya.
Sebelumnya Bulog bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (17/5), secara resmi meluncurkan Gerakan Stabilisasi Pangan dengan mendistribusikan komoditas bahan pokok menggunakan truk ke beberapa pasar yang berada di wilayah Jabodetabek.
Untuk tahap awal, gerakan yang diinisiasi Bulog itu mengirimkan 10 truk yang berisi komoditas, seperti beras, daging beku, gula, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih, yang dijual khusus kepada para pedagang dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET).
"Langkah ini kami lakukan sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan menjelang Ramadan dan Lebaran," ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.
Ditargetkan, dalam beberapa hari ke depan, dalam sehari akan ada 20 truk yang siap berkeliling ke pasar-pasar dan juga Rumah Pangan Kita (RPK) di area Jabodetabek untuk mendistribusikan bahan-bahan pangan tersebut.
"Kami memiliki total persediaan beras lebih dari 2 juta ton, gula sebanyak 320 ribu ton, daging beku 37 ribu ton, minyak goreng 207 ribu liter, bawang merah 60 ton, dan bawang putih 62 ton," tuturnya.
Komoditas beras yang dibagi menjadi beras medium dan premium dipatok dengan harga masing-masing Rp45.000 dan Rp69.500 per kemasan.
Yang lainnya seperti gula pasir seharga Rp11.900 per kilogram (kg), minyak goreng Rp12.500 per kemasan, bawang merah Rp23.000 per kg, bawang putih Rp37.000 per kg, daging kerbau Rp68.000 per kg, dan daging sapi Rp82.000 per kg.
Dengan harga di bawah HET, nantinya pedagang dapat menjual komoditas tersebut dengan harga sesuai HET yang ditetapkan pemerintah dan tetap memperoleh keuntungan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Gerakan Stabilisasi Pangan nantinya tidak hanya akan dilakukan di Jabodetabek.
"Kita bisa lihat bahwa barang memang tersedia. Ini di pusat, hanya bagian kecil dari stok yang dimiliki Bulog. Setiap kunjungan ke daerah kita lihat gudang Bulog untuk tahu seberapa banyak," ujar pria yang akrab disapa Enggar itu.
Di Padang, Sumatra Barat, Perum Bulog telah menjual cabai merah Rp26 ribu per kilogram.
Di Yogyakarta, sebanyak 5 ton beras telah dilepas ke pasar.
Di Sulawesi Tengah, Bulog menjual bawang merah Rp18 ribu per kilogram, beras premium Rp9.000 per kilogram, dan gula pasir Rp12 ribu per kilogram. (AT/BY/YH/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved