Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Hidangkan Makanan Filosofis

MI/DZULFIKRI PUTRA MALAWI
27/12/2015 00:00
Hidangkan Makanan Filosofis
(MI/PANCA SYURKANI)
SETIAP daerah di Indonesia memiliki menu khas. Semuanya dihidangkan dengan beragam bumbu yang kuat dan kaya rasa. Namun, di balik itu, menu khas tersebut ternyata memiliki nilai filosofis.

Misalnya, tradisi Megibung di masyarakat Karang Asem, Bali, atau makan Bajamba di masyarakat Minangkabau. Mereka menyantap makanan bersama-sama sambil diselingi obrolan. Suasana hangat pun lantas tercipta.

Sayangnya, orang Indonesia lebih bangga menyantap menu Eropa, Taiwan, Thailand, atau negara lain yang dianggap bergengsi. Lantas pertanyaan sederhana muncul, kenapa tidak bangga dengan makanan lokal?

Mungkin itu disebabkan makanan lokal sudah menjadi keseharian dan mudah didapat. Masakan Indonesia--mulai makanan ringan hingga menu utama--terkesan biasa saja dan menjadi tidak bergengsi. Namun, di Soulfood Kemang, semua makanan Indonesia mampu dikemas dan disajikan dengan penuh estetika tanpa meninggalkan akar budaya kuliner itu sendiri.

"Kami sengaja menggunakan nama soulfood agal lebih global karena ingin mengajak anak muda bangga dengan makanan lokal. Semua yang terkesan 'kampungan' di sini dibuat lebih bernilai dan berestetika. Para orangtua juga bisa bernostalgia," ungkap Marketing Communication Director Soulfood Reza Nugraha Setiawan di Jakarta, Kamis (17/12).

Ketika memasuki restoran, Anda akan melihat meja lesehan di sisi kanan dan kiri bangunan serta dapur terbuka pada bagian depan. Lantai dasar restoran ini memang diset guna menikmati makanan dengan cara makan khas Indonesia dengan elegan. Soulfood merancangnya dengan alas bantal tipis sehingga membuat pengunjung terasa nyaman. Layaknya warung, di area ini, pengunjung diperkenankan untuk merokok.

Berbagai ornamen interior dan alat makan didesain suasana nostalgia. Misalnya, menggunakan piring seng dan tudung lampu dari baskom. Sementara itu, di lantai dua, suasana rumah dan warung dilebur menjadi satu.

Makan bersama

Saat Media Indonesia berkunjung, restoran yang belum genap satu bulan beroperasi ini sudah dipenuhi pengunjung. Suasana riuh pun tak dapat terelak. Hampir pengunjung di lantai bawah dan atas menikmati sajian kembulan lunch platter diringi berbagai perbincangan. Sajian ini memang diperuntukkan dua orang atau lebih.

"Kembulan dalam bahasa Jawa itu maksudnya berbagi, kami ingin berbagi good food dengan momentum bercerita dan keakraban. Walaupun menggunakan bahasa Jawa, semua hidangan kami tidak mengotak-kotakkan berdasarkan daerah, beragam daerah ada dalam sajiannya," papar Reza.

Nasi berwarna hitam dari tinta cumi disajikan lengkap dengan ayam gejrot kecombrang, daging suwir kemangi, tempe kecap, abon jambal, sayur bengkel, udang sambal mangga, acar nanas kecombrang, dan sambal kedondong dapat Anda nikmati. Namun, bisa juga dilengkapi dengan jambal merah, jengkol balado, dan pete yang akan semakin membuat makan siang Anda terasa gurih. Anda akan terasa melayang dengan jambal merah yang berisi jamur dan belimbing wuluh yang terasa pedas, asin, dan segar.

Untuk menetralkan rasa masakan yang kuat tersebut, santaplah nanas. Sementara itu, bila ingin menikamti menu itu pada malam hari, nasi hitam cumi diganti dengan nasi gurih iga.

Bagi Anda yang suka makanan berkuah, Soulfood menawarkan bakso dorokdok. Baso kampung dengan tambahan bakso goreng, siomay, dan kerupuk kulit. Walaupun sudah disiram dengan kuah panas, bakso goreng tersebut masih terasa garing dan gurih.

Lalu ada sup djuanlo yang serupa dengan kimlo. Hanya, sup ini menggunakan jamur tiram. Anda yang suka dengan kari jangan lewatkan empal gentong. Uniknya makanan ini disajikan dengan rantang berukuran mini. Walaupun kuahnya dibuat encer, rasa karinya justru lebih kuat.

Ada mi yamien babat kikil yang bisa menjadi alternatif Anda para penggemar mi. Mi yang dibuat sendiri ini terasa gurih dengan taburan lengkap dari kikil, ayam, dan tentunya babat yang mendominasi rasa. Anda dapat melengkapinya dengan kerupuk kulit.

Selagi menunggu hidangan utama, Anda bisa menikmati cemal-cemil seperti lepet dengan cocol oncom dan jambal merah. Ada juga ketan serundeng dengan abon empal suwir. Ada juga jajaran pasar seperti pisang cokelat, putu mayang, dan lupis sambil menyeruput secangkir kopi tubruk robusta dengan susu kental manis atau gula batu.

Memasak itu mudah

Dari keberagaman menu Indonesia yang ditawarkan, ternyata semuanya berasal dari sambal produk rumahan Nanduto Home Cooking yang berbasis di Yogyakarta yang bekerja sama dengan Asiana di Jakarta. "Kami menyebutnya happy food revolution, dari sambal bisa berevolusi menjadi beragam makanan Indonesia yang mengenyangkan dan lezat," sambung Reza.

Sang pendiri, Ananda 'Nanduto' Putri menjadikan Nanduto Home Cooking merupakan jalan untuk mencapai cita-cita yang disebut food revolution. Mengedukasi semua orang agar bisa memasak. Rencananya dalam waktu dekat food revolution akan menantang tukang cukur, tukang tato, dan yang lainnya untuk memasak.

Produk yang juga dijual di Soulfood seperti empal suwir sambal sereh, sambel peda ijo, dan sambel jambal merah telah diracik sedemikian rupa agar siapa pun dapat memasak dengan sambal tersebut tanpa harus repot menyiapkan bumbu masak terlebih dahulu.

Lebih lanjut, Reza mengatakan harapannya agar Soulfood dapat menjadi terobosan inovasi untuk menjelajah dan mengembangkan masakan Indonesia lebih banyak lagi. Tidak hanya makanannya, tetapi juga kultur kulinernya.

"Sayangnya sampai saat ini, masih banyak tamu yang enggan untuk berbagi tempat makan dengan orang yang tidak dikenal. Mereka lebih memilih untuk antre. Makan pun masih menggunakan sendok. Padahal menikmati masakan Indonesia lebih enak pakai tangan langsung," tutupnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya