Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Harmoni pembelajaran dan teknologi itu dirintis Dewis Akbar, alumnus Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor, sejak 2014, berawal dari ajakan Budi Arifin, kawan satu SMA Dewis yang saat itu masih menjadi guru honorer untuk mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kepada murid-muridnya di SDN Regol 10.
"Saat itu saya terlibat di klub komputer di SMAN 1 Garut," kata Dewis yang bertekad berkontribusi agar Indonesia tak hanya jadi konsumen teknologi, tapi menjadi produsen.
"Kegiatan di SD itu saya post di Grup Facebook Raspberry Pi Indonesia dan mendapatkan perhatian dari Galow IT Ciamis 2014, seminar IT yang menghadirkan Pak Onno W Purbo, pakar IT ternama Indonesia. Karena anak-anak yang ngoprek Raspberry Pi saat itu masih jarang, biasanya malah mahasiswa. Anak-anak kelas 5 SD itu menjadi pembuka acara, presentasi di sana tentang Raspberry Pi, demo coding dengan scratch," kata Dewis.
Dari belajar ke kompetisi
Perjalanan menuju pembuat, bukan cuma pemakai, kian dimatangkan dengan membuat Saron Simulator yang mereka ciptakan setelah diajak menjadi pemain gamelan Sunda di segmen Upacara Adat. "Mereka merasakan gamelan itu berat, makan banyak tempat, juga mahal. Karena belajar scratch dan terinspirasi dari karya pembimbingnya, Habib Fikri Sundayana yang membuat Kacapi Simulator. Mereka berinisiatif membuat Gamelan Simulator yang dimulai dari Saron Simulator terlebih dahulu," kata Dewis yang membawa serta Fathir, yang saat itu masih kelas 5 SD sebagai mitranya presentasi dalam sesi penjurian.
Diikutkan pada Indonesia ICT Awards (Inaicta) 2014, Saron Simulator menjadi jawara dan diikutkan sebagai wakil Indonesia di Asia Pacific ICT Alliance (APICTA) Awards 2014 kategori School Project yang diikuti 13 negara. di sana, Saron Simulator mendapatkan Merit Award dan beroleh berbagai hadiah dan donasi yang kemudian dibelikan aneka peranti.
Berikutnya, di ajang Inaicta 2015, Aplikasi Buku Tamu diajukan, tapi hanya berhasil di final. "Harapan saya, anak-anak muda peraih SATU Indonesia Award ini menginspirasi Indonesia. Mereka harus didukung agar dampaknya tak hanya lokal, tetapi juga bagi Indonesia, bahkan mungkin global. Mereka sosok fokus, konsisten," kata Onno W Purbo yang kembali menjadi juri SATU Indonesia Award yang pada 2016 ini diadakan bertepatan dengan enam dekade PT Astra International Tbk, penyelenggara acara ini.
Berikutnya, lab komputer keliling
Pascaproses penjurian dan berbagai dampak positif yang diperoleh pasca-SATU Indonesia Award, berbagai agenda kini dirancang Dewis. Di antaranya, merintis lab komputer keliling yang juga menggunakan Raspi serta monitor rakitan seukuran tablet mini untuk dibawa ke berbagai pelosok hingga merapikan struktur kegiatannya agar menjadi wirausaha sosial yang meraih untung, berkesinambungan, dan tetap berkontribusi secara sosial. Agar anak-anak, yang nantinya jadi petani, guru atau pedagang, dapat mengungkit diri dan sekitarnya. (Zat/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved