Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Dewis Akbar memadukan program gratisan dan peranti berharga murah untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak agar tak hanya jadi pemakai teknologi informasi.
BEL pulang telah berbunyi, tapi ruang kelas 6 SDN Regol 10 Garut, Jawa Barat, itu hanya sesaat saja sepi. Fathir Agung Cahya, Abdul Malik, dan Putri, serta tiga siswa kelas 6 SDN Regol 8 dan 10 lainnya, bergantian memasuki ruangan kelas sembari menggotong kontainer plastik berisi peranti yang mereka sebut komputer mini, yang sebelumnya berada di ruangan kepala sekolah.
Kursi dan meja ditata. Cuma butuh beberapa menit, terdapat enam kelompok meja dan kursi dengan satu monitor komputer di tengahnya.
Kabel-kabel pun ditarik dan perangkat utama yang menjadi pemacu pertemuan mereka pada Rabu (23/11) siang itu pun dipasang, Raspberry Pi alias Raspi. Alat itu semacam central processing unit (CPU) dalam komputer berukuran kartu kredit, yang bisa dipadukan dengan papan tik dan tetikus.
Bukan cuma enam siswa yang tampak telah sangat akrab dengan berbagai peranti itu yang sibuk, sedikitnya 20 adik kelas mereka, siswa kelas 5 yang mewakili SDN Regol 7, 8, 9, 10, 11, dan 12, datang berkelompok. Mereka ikut menghubungkan peranti-peranti itu hingga akhirnya monitor menyala. "Sok atuh colokin, terus pencet power-nya," kata Abdul pada kelompok yang dipandunya.
Beberapa kali Abdul dan Fathir menghampiri Dewis Akbar, 34, sang pembimbing di ruangan kepala sekolah. Mereka mengadukan sambungan wi-fi yang terganggu hingga kabel yang terlampau pendek. Solusi diberikan, lalu keduanya kembali turun untuk menunaikan tugasnya sebagai tutor.
"Kami menyebut kegiatan ini pelatihan Penggunaan Lab Komputer Mini. Hari ini pertemuan ke-2, topiknya membuat dokumen sederhana dengan Libre Office Writer diakhiri permainan Minecraft. Pelatihan ini dipandu anak-anak yang sebelumnya peserta pelatihan sebelumnya, dan akan begitu seterusnya hingga seluruh anak Garut mendapatkan kesempatan yang sama," kata Dewis yang berprofesi petani teh dan menjadikan aktivitas di bidang pendidikan itu sebagai wahana belajar dan berbagi.
Para tutor belia itu dihadirkan, kata Dewis, untuk menerapkan sistem belajar dari teman sebaya yang kaya manfaat dan menyenangkan, sekaligus mengatasi kekurangan tim pengajar.
Gamelan simulator
Kesibukan yang menyertakan Raspi, yang dipadukan Scratch, bahasa pemrograman yang dikembangkan Massachusetts Institute of Technology Media Lab, juga terjadi di ruangan kepala sekolah. Di meja panjang, ditata besi-besi yang sepintas menyerupai gamelan dalam wujud miniatur. "Ini ada saron, jengglong, gong, kempul, dan bonang," kata Adilla Pradana, Rani Sandra, dan enam teman mereka yang menjadi pemain peranti yang mereka sebut Gamelan Simulator itu.
Dirancang dengan Raspi di awal, kini demi kualitas suara, Gamelan Simulator dioperasikan menggunakan laptop. "Mereka ini, delapan anak dengan spesialisasi jenis gamelan, bukan cuma memainkan, melainkan juga terlibat dalam inovasi. Mereka merekam suara dari gamelan milik Kantor Kejaksaan Negeri, membuat program, animasi dari scracth, dan membuat bilah, dari semula dari kardus hingga sekarang menjadi besi," kata Dewis.
"Tanah Sunda wibawa. Gemah ripah tur endah. Nu ngumbara, suka betah. Orang Sunda sawawa," demikian lirik lagu tanah Sunda yang dinyanyikan Ema Nurjamilah, sang guru pembimbing yang piawai nyinden, ia menjadi mitra Dewis mendalami teknik musik.
Apresiasi SATU Indonesia
Kolaborasi antarsiswa, antara yang telah lebih dulu terampil dengan yang masih merintis pemahaman, persentuhan dengan gamelan dan seni Sunda dengan medium teknologi informasi itu menjadi bagian dari rangkaian perjalanan Dewis Akbar, sang peraih Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award 2016.
Apresiasi itu diberikan kepada anak-anak muda yang berkontribusi dan menginspirasi di bidang kesehatan, pendidikan, wirausaha, hingga teknologi.
Ikhtiar dan konsistensi Dewis, yang kini menerapkan sistem iuran Rp2.500 untuk masing-masing anak per pertemuan untuk memastikan kegiatannya berkesinambungan, diganjar SATU Indonesia Award bidang teknologi sekaligus meraih gelar favorit.
"Hadiahnya saya gunakan untuk beli sepeda listrik agar ramah lingkungan dan lebih cepat karena sebelumnya saya naik angkot, kas kegiatan dan tentunya untuk beli alat," kata Dewis yang secara organik menerapkan konsep pembelajaran menyerupai konsep pendidikan mutakhir, project-based Learning. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved