Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Sensasi Bermain Manuver

Fario Untung Tanu
23/10/2016 05:15
Sensasi Bermain Manuver
(DOK. LUCKY REZA & BEYANG ADINEGARA)

BUNYI decitan dan raungan mobil sudah begitu akrab di telinga Lucky Reza. Malah pada aksi balap yang ia lakukan, jeritan suara ban ialah salah satu daya tarik dan juga jadi kepuasan pembalap.

Ya, drifting adalah nomor balap yang diikuti Lucky. Sesuai arti katanya, aksi balap itu membuat mobil ibarat melayang.

Hal tersebut dilakukan pembalap dengan permainan menekan dan mengangkat kaki dari pedal gas atau dengan menarik rem tangan saat menikung. Mobil pun menjadi seperti terseret sambil berbelok.

"Sensasi adrenalinnya luar biasa. Mobil harus sliding pada kecepatan tinggi, perlu kemahiran dan kecekatan yang tajam. Sekalinya bisa, pasti nagih," tutur Lucky kepada Media Indonesia, Kamis (6/10).

Lucky mengenal drifting sejak 13 tahun silam. Saat itu, di bangku SMA, ia menyaksikan film balap drift di televisi. Teknik yang diciptakan pembalap Jepang itu membuatnya penasaran hingga ia mencari pecinta drifting lainnya di Tanah Air.

Pencarian itu membawa Lucky bertemu dengan jagoan-jagoan balap Indonesia, seperti Haridarma Manoppo, juga Moreno dan Ananda Mikola pada 2005. Namun, latihan awal drift pun tidak dilalui Lucky dengan mudah. Tabrakan dengan mobil lain ataupun menabrak pembatas jalan jadi makanan sehari-hari.

"Namun, itu justru yang bikin penasaran untuk mengetahui lebih dalam bagaimana cara mengontrol mobil dengan baik," kenangnya.
Eksplorasi Lucky makin dalam ketika bertemu Dean Zen yang sudah terlebih dahulu menyukai drifting dan memiliki mobil AE86. Mobil tersebut merupakan jenis mobil yang dipakai dalam film seri Initial D.

Setelah beberapa tahun berlatih keduanya memberanikan diri terjun ke arena balap drifting. Sementara bagi Dean, drifting begitu memikat karena menggabungkan adrenalin dengan kesenangan. "Intinya dibawa happy dan fun saja meskipun ini tergolong olahraga ekstrem. Tapi bagi saya itu justru fun," ujarnya.

Awalnya tak didukung

Perjuangan untuk menjadi seorang drifter juga begitu berbekas di mata Beyang Adinegara. Pria yang baru mengenal dunia drifting pada 2013 itu awalnya tidak didukung keluarga.

Maklum olahraga ini membutuhkan mobil berpenggerak roda belakang. Selain itu, umumnya mesin dan sistem pengereman mobil harus dimodifikasi agar meliuk dengan bagus.

Keinginan yang menggebu membuat Beyang nekat memakai mobil orangtuanya untuk berlatih. Padahal mobil tersebut bukan berpenggerak roda belakang.

Meski tidak mendukung hobinya, orangtua Beyang akhirnya membelikan mobil Nissan Cefiro saat ia duduk di bangku SMA. Mobil itu pun secara bertahap ia ubah menjadi mobil drift.
Untuk mendapatkan uang, Beyang berjualan sushi dan pulsa. Melihat keteguhan dan niat yang dimiliki Beyang, kedua orangtuanya yang awalnya tidak mendukung sampai mau menemani dan mendukung sang anak saat berlomba.

"Alhamdulilah sekarang orangtua mendukung. Bukan secara full materi, melainkan datang ke kejuaraan dan menunggu dari siang sampai malam duduk di bangku penonton, yang pastinya sudah membuat saya senang sekali," kenang Beyang yang hingga kini masih berlaga dengan mobil pertamanya itu. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik