Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Indonesia di Taman Pandang Istana

Iis Zatnika
21/8/2016 17:07
Indonesia di Taman Pandang Istana
(DOK CARAS)

Pilih saja, mau duduk di atas huruf B, I,T atau R, lalu pandanglah Istana Negara. Lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Utara, air mancur, pepohonan menjulang, dan sosok Istana pun terlihat dari kejauhan. Lalu, bercengkeramalah dengan kawan atau kerabat sambil berleha-leha di atas beton berupa huruf-huruf, yang jika dirangkai merangkai kalimat, ‘Berbeda tapi Satu’.

Ada pula kalimat-kalimat lain yang dituliskan di lantai yang bertekstur serupa kerikil dengan warna krem berpadu abu-abu muda. Diukir di lempengan besi, ada tulisan ‘Aku rela dipenjara asal bersama buku, karena dengan buku aku bebas’. (Mohammad Hatta). Lalu, ada pula kalimat, ‘Salah satu pengerdil terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah, (Hamka).

Jeda untuk rehat
Kalimat-kalimat itu seakan menjadi jeda bagi kaum urban yang sampai di sana sejenak setelah bertandang ke Monumen Nasional (Monas), menunggu kemacetan mereda sambil menunggu bus Trans-Jakarta berikutnya, atau menyengaja pelesir ke sana untuk berburu pengalaman atau sekadar latar foto yang instagramable.

Korelasi antara ruang publik, korporasi, pemerintah serta simbol dan kata-kata penuh makna yang menguatkan pentingnya penghargaan tentang keberagaman itu bisa dinikmati di Taman Pandang Istana. Terletak di Silang Barat Laut Monas yang berhadapan dengan Istana negara, taman ini diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, pada Sabtu (30/7).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan lahan, dieksekusi kreasi idenya oleh Caras, organisasi yang bergiat dalam pembangunan ruang publik. Pembangunan fisik taman ini didukung PT Holcim Indonesia Tbk.

Di atas lahan berbentuk setengah lingkaran itu, kita bisa berpiknik di ruang publik sembari menikmati kreasi tipografi karya seniman desain grafis Yasser Rizky.

“Taman ini menjadi peluang untuk memperkenalkan masyarakat mengapresiasi tipografi. Seni ini menyampaikan pesan secara langsung, membentuk relasi emosional dalam raung spasial,” kata Yasser dalam kunjungannya ke Taman Pandang Istana, Selasa (19/7).

Tipografi
Berbagai kegiatan menikmati kota, mulai olahraga, unjuk kebiasaan seni, hingga sekadar duduk-duduk santai menikmati sore bisa dilakukan di sana. Aksen utama di taman ini, tipografi, bisa dinikmati tanpa menjemukan karena ketika dibaca kembali, ungkapan-ungkapan penuh makna dari Abdurrahman Wahid, Mohammad Hatta, serta YB Mangunwijaya, akan selalu menyegarkan jiwa.

Tipografi tiga dimensi itu terdiri atas bangku taman, instalasi patung bertuliskan RAGAM INSAN, serta instalasi pada lantai.

Guna menjamin keberlangsungan taman ini, PT Holcim memadukan berbagai teknologi dan produk. Di antaranya, Thrycrete sistem pengerasan ramah lingkungan, material bahannya yang berpori dan menjadi media perantara bagi tanah di bawahnya sehingga air bisa tetap terserap yang lazimnya digunakan untuk lahan parkir dan area pejalan kaki. Ada pula Eazyflocrete yang bekerja cepat serta cocok untuk permukaan yang rumit. Sementara itu, Holcim Acian diaplikasikan agar menghasilkan tampilan yang terang tanpa cat.

“Karena ini raung publik terbuka, kami harus memastikan bahan baku yang dipilih berdaya tahan lama, minim perawatan,” kata Dhamayanti Suhita, Marketing Director of PT Holcim Indonesia.

Pelesir kota
Kegiatan berpelesir kota itu juga akan menjadi pelengkap dari eksplorasi Jakarta menggunakan Trans-Jakarta karena haltenya berjarak kurang dari 100 meter dari taman. Kepala Humas PT Trans-Jakarta, Prasetya Budi, mengungkapkan, taman ini akan menjadi pelengkap program City Tour gratis yang dihelat pihaknya yang menyertakan halte Monas sebagai salah satu pemberhentiannya.

Tak cuma estetis, Direktur Caras Apsara Herman berujar, ruang publik hasil gotong royong itu tak cuma menyediakan wahana buat aneka aktivitas, tapi juga menginspirasi. “Salah satu inspirasi yang kami ingin bagikan, kekuatan keberagaman yang menjadi modal Indonesia terus bertumbuh,” kata Apsara.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Djafar Muchlisin, berharap akan makin banyak kolaborasi yang bisa memadukan para pihak untuk mewarnai ruang-ruang publik yang memang sangat dibutuhkan warga Jakarta.

Pada Sabtu (30/7), Taman Pandang Istana ini eksis di berbagai media sosial. Foto, komentar hingga video dari berbagai komunitas yang beraksi dalam Jakartspirasi yang digelar pada peluncuran yang dihadiri Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hari itu membanjiri keriuhan obrolan di dunia maya. Ayo ikutan ke taman! (M-2)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya