Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DA mi na ti la da. Melodi nada dari suara gamelan itu terdengar nyaring ke luar ruangan. Rupanya beberapa anak sudah memainkannya dengan serius. Ya, jika kalian sering mendengar melodi do re mi fa so la si do, pada gamelan sunda ini, kalian tidak akan menemukannya. Kalian tahu kenapa? Cari tahu bareng Medi yuk!
Gamelan Sunda
Memainkan alat musik menjadi agenda khusus anak-anak peserta kegiatan Pengrawit Cilik di Ragunan, Jakarta Selatan. Sambil menunggu buka puasa, mereka giat belajar memainkan alat musik tradisional sunda bernama gamelan. Kalian tentu sudah pernah mendengarnya bukan? Namun, apakah kalian juga sudah pernah memainkannya?
Gamelan ini suka dimainkan dalam pertunjukan, seperti tarian, wayang, hingga upacara adat lo sobat. Nadanya pun berbeda dengan alat musik modern, seperti pianika dan gitar yang memakai tangga nada diatonik. Gamelan sunda yang digunakan ini bertangga nada pentatonik.
"Tangga nada pada gamelan hanya ada 5, berbeda dengan alat musik modern yang memakai tangga nada diatonik berjumlah 7," kata Kang Arif, pengajar gamelan. Ya, itulah alasannya nada pada gamelan hanya ada 5, yakni da, mi, na, ti, la.
Alat musik yang digunakan pun bermacam-macam nih sobat, ada saron, bonang, jengglong, kecapi, dan gong. Semua alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul, baik oleh stik atau dipukul menggunakan tangan, seperti kendang, hingga menjadi sebuah instrumen musik bernama Karawitan.
Berlatih
Pengrawit cilik, begitulah panggilan mereka, ketika bermain karawitan sudah memegang stik dan duduk menghadap alat musik. Mereka tak segan-segan mulai memainkannya. Dengan instruksi dari Kang Arif, mereka memukulnya dengan nada yang tak sama dengan alat musik lainnya, tapi dalam ketukan yang sama. Satu alat musik dimainkan dua orang.
"Selain melatih motorik halus dan keras, ada pula fungsi sosialnya. Mereka akan saling berkomunikasi untuk menyamakan nada yang dipukul," kata Kang Arif. Ya, benar sobat, antara pemain saron, bonang, dan alat lainnya harus pula mendengarkan alat lain yang dimainkan untuk menjadi sebuah irama musik. Kalian tentu tahu bukan?
Dari semua alat musik itu akan ada pemegang tugas berat sebagai pemegang kendali lo, yaitu kendang. "Kendang ini akan memegang kendali dengan ketukannya. Jika irama kendang cepat, irama musik lainnya pun ikut cepat," kata Kang Arif.
Oh ya Sobat, mereka pun bisa berganti posisi untuk mencoba alat musik yang dimainkan teman sebelumnya lo.
Jadi mereka bisa mengeksplor semua alat musik, tahu bagaimana memainkannya dan nada setiap alat musik. Setelah hafal dengan nada yang harus dibunyikan dengan irama yang stabil, mereka pun bisa lo memainkan beberapa lagu. Keren kan?
Dongeng
Setelah puas memainkan gamelan, sekitar 20-30 menit sebelum berbuka puasa, mereka pun disuguhi dengan pertunjukan dari Kang Dida. Ditemani boneka bernama Aki, Kang Dida mendongeng tentang bersuci.
Tokoh Aki yang dimainkannya pun membuat anak-anak ini tertawa lepas, tapi mereka tetap menangkap pesan yang disampaikan bahwa kita tidak boleh berperilaku yang tidak baik, seperti membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai.
Nah, seru kan sobat bermain musik tradisional asli dari Indonesia ini? Selain memanfaatkan waktu liburan, belajar main musik pun baik lo untuk melatih ingatan dan motorik kamu. Yuk jadi pengrawit cilik seperti mereka! (Suryani Wandari/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved