Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Stop Bernapas Lewat Mulut! Ini Keburukannya

Nike Amelia Sari
12/11/2021 14:55
Stop Bernapas Lewat Mulut! Ini Keburukannya
Bernapas lewat hidung.(Egor Vikhrev/ Unsplash)

ADA saat-saat tertentu ketika orang secara refleks bernapas lewat mulut. misalnya ketika pilek atau berolahraga. Meski begitu, bernapas melalui mulut sepanjang waktu harus dihindari.

Pada anak-anak, pernapasan mulut dapat menyebabkan gigi bengkok, kelainan bentuk wajah, atau pertumbuhan yang buruk. Pada orang dewasa, pernapasan mulut kronis dapat menyebabkan bau mulut dan penyakit gusi. Ini juga dapat memperburuk gejala penyakit lain.

Bernapas lewat hidung akan menyaring udara kotor yang masuk. Selain itu, hidung juga menghasilkan oksida nitrat, yang meningkatkan kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen. Oksida nitrat meningkatkan kemampuan untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk di dalam jantung, ini melemaskan otot polos pembuluh darah dan memungkinkan pembuluh darah melebar.

Selain itu, oksida nitrat juga bersifat anti jamur, anti virus, anti parasit, dan anti bakteri yang membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Melansir dari healthline.com, berikut beberapa keuntungan dari pernapasan hidung.
1. Hidung bertindak sebagai filter dan menahan partikel kecil di udara.
2. Hidung menambahkan kelembapan ke udara untuk mencegah kekeringan di paru-paru dan saluran bronkial.
3. Hidung menghangatkan udara dingin ke suhu tubuh sebelum sampai ke paru-paru.
4. Pernapasan hidung menambah resistensi aliran udara. Ini meningkatkan penyerapan oksigen dengan menjaga elastisitas paru-paru.

Beberapa orang saat tidur tidak menyadari jika mereka bernapas lewat mulut. Beberapa tanda jika seseorang bernapas lewat mulut diantaranya mulut kering, bau mulut, suara serak, bangun lelah dan mudah tersinggung, kelelahan kronis hingga adanya lingkaran hitam di bawah mata.

Anak-anak yang bernapas melalui mulut hampir sepanjang hari mungkin juga memiliki gejala diantaranya lebih lambat dari tingkat pertumbuhan normal, sifat lekas marah, kerap menangis di malam hari, amandel besar, bibir kering dan pecah pecah, masalah konsentrasi di sekolah hingga mengantuk di siang hari.

Anak-anak yang menunjukkan masalah konsentrasi di sekolah kerap salah didiagnosis dengan gangguan pemusatan perhatian (ADD) atau hiperaktif. Selain itu, dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter Arthur S., SpKK, FINSDV juga mengatakan bahwa pernapasan lewat mulut dapat mempengaruhi bentuk wajah.

"Selain melalui hidung, banyak loh orang yang bernapas lewat mulut. Kebiasaan ini bisa muncul karena mungkin pernah mengalami gangguan pernapasan yang berkepanjangan sehingga perlu dikompensasi melalui pernapasan mulut," tulisnya di Instagram pribadinya @dokterkulitkucom, Rabu (10/11).

"Bernapas lewat hidung, selain tentunya udaranya jadi tidak tersaring dengan bulu-bulu hidung, ternyata juga bisa menyebabkan perubahan bentuk wajah. Jadi lebih panjang, cenderung turun dan garis rahang menjadi bulat," lanjutnya.

Dia juga menjelaskan jika pernapasan yang dilakukan lewat mulut menyebabkan berbagai macam efek yang saling berhubungan, otot pipi harus bekerja lebih keras.

"Ketika otot pipi bekerja lebih keras, tekanan pada rahang atas dan bawah juga bertambah. Tekanan pada rahang ini akan membuat wajah jadi lebih panjang dan mengubah bentuk susunan gigi. Rahang dan posisi gigi yang berubah menjadi lebih sempit, membuat ruang untuk lidah harus bersandar ke dasar mulut (padahal biasanya di langit-langit)," imbuhnya. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya