Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KEJADIAN yang dialami Migel Arifen Aries Dano saat di bangku SMA wajar jika membuat trauma mendalam. Pria yang akrab disapa Miji ini harus kehilangan penglihatan akibat kekerasan yang dilakukan salah satu gurunya.
Sang guru menampar Miji dengan keras karena tidak masuk tepat hari setelah libur Natal dan tahun baru. Padahal, keterlambatan itu bukan kesengajaan, tetapi akibat ketiadaan angkutan kapal dari daerah tempat tinggal keluarga besar Miji, yang ia menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru, kembali ke rumahnya di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Akibat kerasnya tamparan, Miji menderita gangguan saraf berat hingga menjadi kehilangan penglihatan. Hadir sebagai bintang tamu Kick Andy episode Bara di Tengah Keterbatasan yang tayang malam ini, Miji bercerita bahwa pascakejadian itu ia juga sulit mengikuti pelajaran hingga akhirnya dikeluarkan.
Kejadian buruk yang bertubi-tubi itu pun sempat membuatnya stres berat. Meski begitu, ia sadar jika pendidikannya tidak dapat berhenti begitu saja.
“Saya tetap punya semangat untuk mau sekolah. Saya cari sekolah di mana dan saya berusaha untuk cari tahu kita-kira orang seperti saya bisa sekolah di mana. Akhirnya saya dapatkan informasi bahwa sekolah luar biasa,” kenang Miji yang kini berusia 33 tahun.
Begitu kerasnya tekad Miji untuk bersekolah membuatnya memutuskan kabur dari Rote ke Kupang ketika sang ayah tidak memberi izin melanjutkan sekolah ke SLB. “Jadi, alasan saya kabur ke Kupang itu karena Bapak tidak setuju. Akhirnya saya kabur ke Kupang untuk mencari sekolah luar biasa dan bisa melanjutkan pendidikan,” katanya. Di Kupang, Miji berhasil diterima di SLB meski harus mengulang dari kelas 1 SMA.
Selama tinggal di Kupang, ia menumpang di rumah saudara ibunya. Meski begitu, Miji harus menanggung biaya sekolah sendiri karena kerabatnya hanya mampu mencukupi kebutuhan makan sehari-harinya.
“Jarak dari rumah saya ke sekolah jauh, itu harus dua kali angkot. Nah, ini saya harus berpikir keras, saya harus beli nasi kuning yang satu bungkusnya itu di warung lima ribu, kemudian dibungkus lagi dalam bentuk bungkus kecil yang harga seribu, jadi satu bungkus lima ribu itu saya bungkus jadi tujuh. Jadi, untung dua ribu saya jadikan untuk biaya angkot,” paparnya.
Miji kemudian belajar keterampilan terapi refleksi acupressure di sekolahnya. Dari keterampilan tersebut, ia menawarkan jasa refleksi keliling hingga dia mampu untuk memenuhi biaya sekolah dan kebutuhannya. “Satu kali terapi dihargai 5.000 rupiah, tapi senangnya luar biasa, sudah cukup untuk transportasi satu hari,” kenangnya. Di SMA SLB, ia juga belajar menggunakan ponsel dan laptop untuk tunanetra.
Miji kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan teologi di Sekolah Tinggi Agama Kristen Informatika Timor. Untuk biaya kuliah, ia mengumpulkan uang dari berbagai kejuaraan yang diikuti dan juga berjualan daring di grup Facebook. Ia pun membuat bangga sang ayah ketika berhasil lulus kuliah.
Bisnis secara digital
Tekad Miji untuk terus menimba ilmu khususnya di bidang informatika tidak putus selepas bangku kuliah. Pada 2020, ia mendapat kesempatan untuk yang kedua kalinya mengikuti pelatihan dari Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) di Labuan Bajo.
“Saya ikut pelatihan yang diselenggarakan kementerian kominfo tahun 2020. Jadi, program yang saya ikuti itu ialah e-commerce. Kita dilatih bagaimana menggunakan media sosial untuk bisa berjualan dan ilmu ini yang saya terapkan,” ujar Miji.
Di tahun 2021, Miji membuka usaha Se’i ikan atau ikan asap dengan memanfaatkan teknologi yang sudah dipelajarinya. “Jadi, pertama-tama saya beli, kemudian saya bersihkan lalu saya asap, kemudian saya posting lewat Facebook dan Whatsapp. Ternyata banyak peminatnya. Nah, dari situlah saya mulai usaha ini,” katanya.
Miji berharap usaha Se’i ikan atau ikan asap yang tengah dijalankannya bisa berkembang dan berharap ke depannya lewat usaha tersebut dapat memberdayakan penyandang disabilitas lainnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved