Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Bruder Petrus Partono: Ketulusan Pelayan Tuhan

Bagus Pradana
27/12/2020 01:10
Bruder Petrus Partono: Ketulusan Pelayan Tuhan
Bruder Petrus Partono(MI/SUMARYANTO BRONTO)

SEBUAH rumah sederhana di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, menjadi naungan Bruder Petrus Partono untuk mengabdikan dirinya melayani warga miskin. Di rumah yang didirikan yayasan sosial Atmabarata, yang berdiri di bawah naungan Gereja Paroki Salib Suci, Keuskupan Agung Jakarta, itu pula Bruder Petrus memberikan pelayanan lintas iman.

Hadir sebagai bintang tamu Kick Andy episode Menebar Kasih Tuhan, yang tayang Minggu (27/12), Bruder Petrus menjelaskan jika yayasan Atmabarata sempat vakum pada 1996 setelah beroperasi sejak 1979. Kebangkitan yayasan itu terjadi 2010 atas prakarsa Romo Wahyuliana CM.

Sang romo pula yang meminta Bruder Petrus untuk untuk mengurus yayasan tersebut. Tanggung jawab yang dilaksanakannya hingga kini.

Pria 44 tahun itu menjelaskan, awalnya pelayanan Atmabarata dikhususkan pada pemberian beasiswa dan sembako murah pada warga kurang mampu. Meski memiliki niat baik, pelayanan mereka tidak selalu mulus karena warga sempat memiliki kecurigaan tersendiri. Namun, berkat kesabaran, ia berhasil menunjukkan pada warga jika kegiatan yayasannya murni sosial.

Semenjak 2010, layanan sosial Yayasan Atmabrata meluas ke bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan masyarakat, hingga pelayanan untuk lansia telantar. Dalam bidang pendidikan, Atmabarata memiliki layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) yang diperuntukkan pada keluarga miskin.

Wali murid hanya dibebankan untuk membayar uang SPP sebesar Rp7.000 dan uang pangkal Rp50 ribu untuk bersekolah di tiga TK yang dikelola Yayasan Atmabarata, yaitu Sekolah Kelapa Dua, Sekolah Bambu, dan Sekolah Empang. Kini jumlah siswa yang bersekolah di tiga TK ini telah mencapai sekitar 850 anak.

“Mungkin kemiskinan bisa dalam hal materi, tapi bukan berarti miskin dalam hal pendidikan, dan yang menarik di sini anak-anak yang sekolah 95% justru muslim,” papar Bruder Petrus.

Yayasan Atmabarata juga menyediakan program beasiswa yang diperuntukkan untuk anak dari keluarga kurang mampu yang ingin melanjutkan sekolah. Kemudian, ada pula pelayanan balai latihan kerja (BLK) dengan tenaga pengajar sukarelawan dari Prancis. BLK ini diperuntukkan bagi para remaja di seputaran Cilincing yang memasuki usia produktif.


Rumah Lansia

Melihat banyaknya lansia yang tinggal sendirian di kawasan Cilincing, yayasan Atmagrata kemudian membuka Rumah Lansia. Ada sekitar 40 lansia yang tinggal Rumah Lansia, dan lebih dari 400 lansia yang menjadi binaan luar dari Rumah Lansia.

“Semua penghuni di sini (Rumah Lansia) akan mendapatkan fasilitas gratis mulai penginapan hingga makanan sehari-hari, ini khusus bagi lansia dalam. Kalau binaan lansia luar kami jumlahnya bisa lebih dari 400 orang,” ungkap Bruder Petrus yang tidak lupa meluangkan waktu untuk mengobrol dengan para lansia.

“Butuh kesabaran yang ekstra dan beda-beda juga dalam penangan setiap lansia. Bayangkan mereka hadir di sini dalam kondisi tua dan renta dan seperti tidak punya siapa-siapa,” imbuhnya.

Bruder Petrus mengungkapkan jika para lansia yang tinggal di Rumah Lansia ini memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda. Penghormatan terhadap perbedaan itu dilaksanakan hingga akhir hidup para lansia. Bila ada lansia yang meninggal, akan dimakamkan sesuai dengan syariat agama yang mereka peluk. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya