Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Membiasakan anak-anak untuk memakai masker bukanlah pekerjaan yang mudah. Biasanya, para orang tua akan menghadapi pembrontakan dari anaknya saat mencoba memasangkan peralatan perlindungan diri tersebut.
Jika orang tua tidak bisa berdamai dengan sang anak, bisa dipastikan masker tidak akan pernah terpasang dimulut sang amak. Lantas apa yang bisa dilakukan oleh para orang tua?
Berikut saran dari para ahli dilansir dari globalnews.ca (2/9).
Saran pertama datang dari Dr. Anna Banerji dari Universitas Toronto. Menurutnya para orang tua harus paham pola pikir anak yang cenderung memiliki kepedulian terhadap benda-benda yang dirasa miliknya, berkaitan dengan pengenalan masker. Dr. Banerji menyarankan strategi personifikasi masker kepada anak-anak, seperti memperlakukannya sebagai perisai pelindung atau topeng berkekuatan super.
"Anak-anak cenderung lebih peduli terhadap sesuatu yang mereka rasa memilikinya, jadi jika ada cara yang tepat untuk mengenalkan masker kepada anak-anak salah satu caranya adalah dengan mempersonalisasi masker kepada mereka, memasang logo di atasnya, menggambarnya dengan warna favorit mereka, maka itu akan menarik minat mereka,” jelas Dr. Banerji.
Setelah anak-anak mulai terbiasa dengan pemakaian masker, para orang tua juga harus mulai mengajarinya untuk menyimpan menjaga kebersihan masker.
Memiliki tempat yang bersih dan kering untuk menyimpan masker saat tidak digunakan juga merupakan pengetahuan yang penting bagi anak-anak.
Dalam hal ini Dr. Allison Carroll, seorang ahli respirologi pediatrik dari University of Alberta, merekomendasikan penggunaan wadah kedap udara (semisal tupperware) atau jika tidak ada para orang tua juga bisa menyiapkan amplop atau kantong kertas untuk menyimpan masker.
"Ada kondensasi udara yang akan terakumulasi saat kita memakai masker, jadi jika kita ingin menyimpannya usahakan di ruang yang tertutup agar masker tidak lembab. Tidak disarankan untuk menggantung masker karena masker bisa terkontaminasi zat-zat lain," papar Dr. Carroll.
Masker yang sering hilang, juga merupakan masalah yang sering orang tua temui. Untuk mengatasi masalah tersebut Dr. Carroll menyarankan agar anak-anak selalu diberikan masker cadangan. Masker itu juga dapat mereka pakai jika ada salah satu yang kotor.
Tugas orang tua tidak lantas selesai ketika anak-anak mulai terbiasa dengan pemakaian masker. Karena orang tua tetap harus memantau prilaku anak-anaknya, termasuk menjelaskan kepada mereka mengapa aturan terkait penggunaan masker ini diberlakukan, serta apa dampak positif dari pemakaian masker di masa pandemi ini kepada anak-anak.
“Kita harus meyakinkan dan menjelaskan kepada anak-anak terkait fungsi masker secara perlahan. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan bahasa mereka, dan yang sangat penting bagi orang tua adalah tetap tenang saat menjelaskan," papar Dr. Banerji.
Disarankan pula agar orang tua selalu memberikan teladan kepada anak-anaknya terkait pelaksanaan protokol kesehatan yang baik dan benar.
"Anak-anak sangat mudah beradaptasi dan mencontoh setiap perilaku orang tua dan lingkungannya. Jadi penting bagi orang tua untuk selalu memberikan contoh yang positif kepada anak-anaknya,” pungkas Dr. Carroll. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved