Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
DERET pot tanaman di lantai dua dan tepi atap menjadi penanda sisi alami di balik bangunan yang tampak kaku itu. Berdiri di sebuah tanah sudut di wilayah Cipete, Jakarta Selatan, bangunan itu memang berdesain minimalis modern dengan lantai dua berbentuk kubus dan berbahan beton.
Nyatanya, di dalam ruangan, juntaian tanaman begitu mudah ditemui. Yang lebih menarik ialah bangunan seluas 600 meter persegi yang berdiri di atas tanah 400 meter persegi itu merupakan gabungan rumah dengan tempat indekos.
Kedua area berada di bangunan yang sama, tapi dibatasi dengan dinding berlapis cermin. Area rumah indekos berada di bagian depan dan terdiri atas dua lantai. Sementara itu, area rumah pemilik berada di bagian belakang dan terdiri atas tiga lantai.
Di area rumah indekos, suasana begitu hijau karena area tengah dimanfaatkan sebagai taman. Tidak hanya itu, dari pagar selasar lantai, dua rimbun tanaman menjuntai. Pada pagar itu juga digantung berbagai pot tanaman lain yang bertangkai pendek.
Tidak hanya ke bawah, tanaman juga merambat ke atas melalui pagar vertikal. Suasana makin terasa bagai di luar ruangan karena atap area tengah menggunakan kaca bening.
“Kebetulan pemilik kos di sini memang menginginkan sebuah bangunan yang memiliki konsep green architecture dan dipadukan dengan konsep urban farming sehingga menghasilkan kesan bangunan yang natural dan alami,” ungkap arsitek Sigit Kusumawijaya yang mendesain bangunan itu. Sigit dan sang pemilik bangunan memang sama-sama bergiat di komunitas Jakarta Berkebun.
Seperti tidak puas dengan taman di dalam ruangan, mereka memanfaatkan pula atap sebagai taman. Dengan luas 45 meter persegi, taman itu bukan hanya memuat tanaman-tanaman hias, melainkan juga pohon pisang. Ada pula sebuah pohon keras yang sudah menjulang.
Dalam interior, nuansa natural dihadirkan lewat lantai parket dan furnitur-furnitur kayu. Tampak pula pemilik ingin agar penghuni rumah indekos bisa bersama menikmati suasana asri itu.
Hal itu terlihat dengan adanya seperangkat meja dan kursi di lantai dua. Meja dihadapkan ke pinggir pagar dan dengan pemandangan taman di bawah. Benar-benar sebuah titik yang nyaman untuk sarapan dan makan malam bersama. Unsur kayu itu sekaligus menjadi paduan yang unik dengan gaya industrial dari tembok yang hanya diaci.
Hemat energi dan air
Totalitas konsep arsitektur hijau juga diwujudkan dengan sistem pemanfaatan air dan penghematan energi. Sigit menuturkan, di samping rumah dibuat empat sumur resapan. Air di sumur itu dapat digunakan untuk air penyiram tanaman, termasuk di atap.
“Air bisa dipompa ke lantai tiga untuk digunakan sebagai penyiraman tanaman,” ungkapnya.
Sigit menyebut pemilik ingin memberikan edukasi sadar lingkungan kepada penghuni kos. Hal itu salah satunya dilakukan dengan meletakkan kaca jendela berukuran besar.
Meskipun tiap-tiap kamar telah dilengkapi dengan token listrik, pemilik indekos mengupayakan para penghuni agar dapat memanfaatkan pencahayaan alami sepanjang hari ketimbang menggunakan lampu. “Selain itu, di bawah meja belajar juga kita buat ventilasi yang bisa dibuka tutup supaya udara bisa mengalir dengan bebas untuk membuat udara sejuk,” tambah Sigit.
Pada area rumah tinggal, ruang dimanfaatkan seefisien mungkin. Lantai pertama cukup terdiri atas ruang makan dan dapur.
Satu ruang tidur dan ruang keluarga ditempatkan di lantai dua. Sementara itu, kamar utama yang cukup luas ditempatkan di lantai tiga.
Penempatan kamar utama itu menurut Sigit juga terkait dengan keinginan pemilik agar mudah berkegiatan di taman yang terletak di atap. Area tempat tinggal itu juga mengambil desain interior yang memadukan gaya industrial dan natural. Tampilannya pun makin cantik dengan berbagai kain adati yang terpajang di dinding. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved