Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Ingin Menjajal Gelanggang Politik

Zubaedah Hanum
16/8/2020 05:15
Ingin Menjajal Gelanggang Politik
Musikus Teuku Adifitrian alias Tompi(INSTAGRAM)

MUSIKUS Teuku Adifitrian atau yang karib disapa Tompi, 41, tertarik dunia politik sejak lama. Dia pun berkeingin­an terjun ke politik suatu saat nanti jika waktunya tiba.

“Pengin. One day gue akan terjun,” kata laki-laki kelahiran Lhokseumawe, Aceh, itu seperti dikutip dalam kanal Youtube Marten and Friends, Kamis 13 Agustus 2020.

Tompi tak menjelaskan apa motivasi­nya ingin terjun ke politik. Namun, dirinya mengaku pernah ditawarkan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat pada pemilihan kepala daerah (pilkada) lalu.

“Yang periode pilkada kemarin ada beberapa partai mendekat nawarin. Ada satu partai top yang enggak main-main. Salah satu petingginya menyampaikan pesan dari ketua, Mas Tompi, ayo bergabung bersama kita untuk pilkada. Terserah daerah mana, langsung ditempatkan di nomor satu,” kenang Tompi.

Penyanyi jazz itu mengaku kepincut bergabung kala itu. Namun, dia terkendala dengan dana kampanye dan kebutuhan lainnya yang terbilang besar.

Bagaimana tidak? Partai yang menawarkannya posisi kepala daerah mengharuskan setiap calon anggota membayar sendiri biaya kampanye tersebut. “Saya tanya, kalau saya maju, siapa yang biayain kampanye dan lain. Dia bilang, wah kalau di partai kita sendirian,” ujarnya.

Alhasil Tompi menolak maju di pilkada melalui partai tersebut karena persoalan dana kampanye. Penolakan dilakukan Tompi juga karena dia sedang menjalankan praktik estetika Beyoutiful Aesthetic Clinic di Jakarta dan kariernya sebagi penyanyi.

“(Dananya) enggak masuk ke hitungan saya karena gaji anggota puluhan juta. Enggak tutup buat setahun aja buat dana kampanye yang waktu itu hampir Rp2 miliar. Kalau saya, kan pekerjaan saya cuma di klinik atau nyanyi. Kalau saya keterima anggota dewan, kan saya enggak bisa mengerjakan ini,” tukasnya.

Dari jejak maya, Tompi memang kerap bersuara kritis terhadap kebijakan pemerintah ataupun kondisi di sekitarnya. Hal itu disuarakannya lewat media sosialnya.

Pada 13 Agustus 2020, misalnya, Tompi mengomentari pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan yang berencana memudahkan masuknya dokter spesialis asing ke Indonesia.

“Pak Luhut, yang dipermudah itu impor alat medis, bukan tenaga medisnya. Pajak alat medis ampun,” cuitnya di akun Twitter @dr_tompi.

Sebelumnya di Maret 2020, Tompi meminta pemerintah menangkap dan menghukum tegas pedagang-pedagang bejat yang menjual masker dan handsanitizer dengan harga mahal. Pada November 2019, Tompi juga mendesak adanya jaminan hari tua bagi para musisi.

Mimpi utama

Tompi bercerita, ibunya ingin Tompi bersekolah di jurusan kedokteran dan menjadi seorang dokter. Padahal, ia inginnya bersekolah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) karena kecintaannya terhadap dunia seni yang tinggi.

“Jadi lulus SMA (di Aceh), tadinya ke Jakarta memang mau masuk IKJ,” beber Tompi.

Tompi menuruti pinta orangtuanya itu. Dia lantas bersekolah di Fakultas Kedokteran UI dan telah berhasil meraih gelar spesialis bedah plastik pada 2010. Namun, diakuinya, menjadi dokter bukanlah mimpi utama.

“Sejujurnya mimpi gue memang pengin sekolah seni. Cuma karena kepintaran, masuknya kedokteran,” ucap Tompi berkelakar.

Bakat seni Tompi yang besar memang tak bisa terbendung.  Tompi memulai kariernya sebagai penyanyi jazz sejak 2003 silam dan telah merilis album Soulful Ramadhan (2006), Playful (2007), My Happy Life (2008), dan Tak Pernah Setengah Hati (2010). Tompi juga menjajal dunia fotografi serta perfilman dengan menjadi sutradara di film Pretty Boys (2019). (Medcom.id/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya