Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BATA rumah sederhana ternyata dapat diubah menjadi baterai yang mampu menyimpan cadangan listrik. Teknologi baru ini yang disebut 'power brick' ini sebenarnya memanfaatkan rongga-rongga yang ada di batu bata merah yang kemudian diisi dengan serat nano kecil.
Serat tersebut berfungsi menyimpan muatan listrik statis yang cukup listrik untuk menyalakan lampu kecil. Namun jika kapasitasnya ditingkatkan, power brick ini diyakini dapat menjadi alternatif cadangan listrik berbiaya murah menggantikan baterai lithium-ion yang saat ini digunakan.
"Sel surya di atap yang ada rumah anda jelas harus menyimpan listrik di suatu tempat, dan biasanya kita menggunakan baterai. Nah, apa yang sedang kami kerjakan ini adalah memberikan opsi baru dalam penyimpanan listrik, tetapi kami ini masih perlu pengembangan lebih lanjut lagi," ungkap Julio D’Arcy, salah satu peneliti dari Universitas Washington di St Louis, Amerika Serikat (AS) dilansir Theguardian.com.
Ia menjelaskan jika batu bata berteknologi penyimpanan listrik itu lebih tepat disebut superkapasitor. Keuntungan dari superkapasitor ini adalah pengisiannya yang jauh lebih cepat daripada baterai, namun power brick ini masih memiliki kelemahan karena hanya dapat menampung sebagian kecil energi saja.
Para peneliti kini sedang menguji reaksi oksidasi kandungan besi merah (red iron) dalam batu bata merah tersebut, sebelum kemudian bata diisi dengan jaringan serat nano plastik. Untuk konduktor listriknya, para peneliti menggunakan plastik khusus yang disebut 'Pedot' yang cukup baik untuk difungsikan sebagai konduktor listrik statis. Setelah bata merah tersebut mengalami beberapa tahapan pengujian, warnanya pun berubah menjadi biru tua akibat reaksi oksidasi yang muncul.
Keuntungan lain dari power brick ini adalah mereka dapat diisi ulang berkali-kali daripada baterai biasa. Power bricks dapat diisi ulang 10.000 kali sebelum kapasitasnya turun secara signifikan.
Muatan listrik yang dapat tersimpan dalam prototype power brick pertama ini terlalu kecil untuk memberikan efek kejutan saat disentuh oleh manusia. Untuk tetap melindungi kemungkinan sengatan listrik serta untuk meminimalisir penyusutan muatan para peneliti merekomendasikan pelapisan isolasi untuk melindungi power brick tersebut dengan menggunakan 'resin epoksi'. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved