Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BEGITU melekatnya nasi dengan menu harian orang Indonesia membuat banyak orang merasa belum makan jika tanpa nasi. Jika anda termasuk yang demikian maka saatnya berpikir ulang.
Nasi nayatanya bukan hanya kaya akan karbohidrat melainkan juga mengandung arsenik. Bahan kimia yang terkumpul secara alami di dalam beras ini bahkan telah berulang kali dikaitkan dengan berbagai macam penyakit yang serius mulai dari penyakit hati, kanker, bahkan hingga serangan jantung yang dalam kasus yang serius bisa mengakibatkan kematian.
Arsenik muncul secara alami di dalam beras yang kembangkan secara herbisida atau di lahan yang irigasinya tidak terkelola dengan baik. Kondisi air yang digunakan sebagai sumber irigasi juga sangat berpengaruh, air yang telah tercemar biasanya memiliki kandungan arsenik yang cukup tinggi dan sangat berbahaya jika zat tersebut diserap oleh tanaman.
Paparan arsenik dalam beras yang kemudian disinyalir sebagai salah sumber utama penyakit kardiovaskular inipun menarik perhatian para peneliti dari Universitas Manchester dan Salford, di Inggris.
Para peneliti ini kemudian membandingkan pola konsumsi beras dengan faktor-faktor lain yang diketahui berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular, seperti obesitas, merokok, bahkan usia. Hasilnya pun diluar dugaan, ternyata pola konsumsi beras yang berlebihan lebih berpotensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular jika dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
"Studi ini menunjukkan bahwa 25 persen konsumen beras tertinggi di Inggris dan Wales saja memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar akibat paparan arsenik anorganik dari tanaman tersebut," ungkap Profesor David Polya, peneliti senior dari University of Manchester, seperti dilansir dailymail.com (6/8).
Meskipun demikian, para peneliti tidak melarang orang-orang untuk mengonsumsi nasi, karena memang nasi memiliki banyak nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh serta kandungan seratnya pun tinggi.
Peringatan yang kemudian disampaikan oleh para peneliti ini adalah mengenai pilihan varietas padi yang benar-benar harus dipertimbangkan saat anda mengonsumsi bera, bila memungkinkan beralihlah ke beras organik yang memiliki kadar arsenik rendah. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved