Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Refleksi Hari Bumi, Pegiat Lingkungan Soroti Limbah Masker

Bagus Pradana
22/4/2020 13:20
Refleksi Hari Bumi, Pegiat Lingkungan Soroti Limbah Masker
Pegiat lingkungan dari Bogor Ciliwung Community menunjukkan temuan limbah masker di Sungai Ciliwung di Bogor, Jawa Barat.(Instagram @suparnojumar)

DI Hari Bumi yang jatuh pada 22 April ini, Divers Clean Action (DCA) bersama Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menginisiasi serangkaian kampanye digital untuk kewaspadaan soal limbah baru akibat wabah covid-19, yaitu limbah medis. 

Pada diskusi daring bertajuk 'Refleksi Hari Bumi di Masa Pandemi', Selasa (21/4) dihadirkan sejumlah pembicara baik dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tenaga medis, dan aktivis lingkungan.

Suparno Jumar, dari Bogor Ciliwung Community yang rutin membersihkan sampah di Sungai Ciliwung mengemukakan kini menemukan limbah masker. "Ini kali pertama pada saat kami menemukan limbah masker sekali pakai di aliran sungai Ciliwung, yaitu pada bulan Maret kemarin, limbah-limbah ini secara berturut-turut sering kami temukan yang akhirnya membuat kami gelisah. Ternyata setelah saya telusuri penyebabnya adalah para pengendara motor yang membuang sampah masker sekali pakai di tepi jalan raya, ini banyak sekali kami temukan," paparnya.

Penemuan sampah masker sekali pakai pun didapatkan oleh Nizar Hartady, Duta Lingkungan Hidup Kota Pontianak. Ia melihat banyak sampah masker yang dibuang oleh pengendara motor di jalan-jalan protokol di Pontianak selama wabah virus korona ini berlangsung. 

"Fenomena sampah masker sekali pakai ini yang berhamburan di jalan juga saya temukan di Pontianak. Saya kira sampah masker ini sekarang menjadi polusi baru ya, yang saya juga belum tahu apakah berpotensi menimbulkan virus baru yang mengancam kita semua," ungkap Nizar.

Menanggapi permasalahan masker sekali pakai ini, dr. Regia Puspa Astari, salah satu narasumber perwakilan dari komunitas tenaga kesehatan, menghimbau agar warga menggunakan masker kain saja. "Alangkah baiknya kalau masker yang sekali pakai itu digunakan untuk Nakes saja. Untuk masyarakat akan jauh lebih bagus dan lebih baik juga untuk menggunakan masker kain," ungkap dr. Regia.

Sementara itu Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non-B3 KLHK, Sinta Saptarina membenarkan terjadi peningkatan drastis produksi limbah medis selama masa pandemi berlangsung di Indonesia. "Kalau data yang kami dari Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, di Indonesia sendiri limbah medisnya bertambah 30%, kami coba terus mengupdate dari rumah sakit-rumah sakit melalui Pemda dan Dinas Lingkungan Hidup di daerah-daerah untuk mendapatkan data terbaru tentang limbah medis ini," paparnya.

Untuk menanggulangi dampak-dampak yang tidak diinginkan dari produksi limbah medis ini, pihaknya telah menghubungi sejumlah perusahaan pengolah limbah medis agar tidak menghentikan operasional selama masa pandemi.

"Kami minta dukungan kepada perusahaan-perusahaan pengolah limbah medis, bagaimana ini supaya bisa dimusnahkan secepat-cepatnya, karena biar bagaimana pun limbah medis terutama yang berkaitan dengan virus korona ini juga berpotensi menularkan virus. Kami minta dengan sangat agar jasa pengolahan limbah medis dapat tetap beroperasi," terangnya.

Bagi masyarakat awam, ia mengingatkan untuk mengikuti anjuran pemerintah agar menggunakan masker guna ulang (masker kain). Untuk warga yang bukan orang dalam pemantauan (ODP) namun terlanjur menggunakan masker sekali pakai/ masker medis maka sampahnya masuk kategori sampah rumah tangga. 

Limbah masker dari non-ODP dapat dibuang bersama sampah rumah tangga lainnya namun harus terlebih dulu dirusak (digunting) agar tidak dimanfaatkan kembali oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sementara bagi warga yang sudah ditetapkan sebagai ODP oleh Dinas Kesehatan setempat maka limbah maskernya akan dikumpulkan oleh Pemda. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya