Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
Farhan meyakini kesempatan Indonesia untuk mengembangkan sektor industri kreatif lewat pop culture sangat terbuka, terutama ketika generasi muda diberikan ruang untuk itu.
PRESENTER yang juga politikus Muhammad Farhan berkeyakinan bahwa pop culture (budaya populer) akan menjadi potensi ekonomi kreatif akan sangat menguntungkan Indonesia bila pemerintah dapat mengelolanya dengan baik.
Hal itu ditegaskannya saat berbicara dalam diskusi bertajuk Pop Culture Nusantara di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Kamis (24/10).
Dalam kesempatan itu, anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Fraksi Partai NasDem itu menjelaskan proses terbentuknya pop culture dan sejauh mana dia memengaruhi berbagai lini kehidupan, seiring dengan telah disahkannya Undang-Undang Ekonomi Kreatif.
"Maka kemungkinan untuk mengembangkan sektor industri kreatif sangat terbuka, terutama ketika generasi muda diberikan ruang. Pop culture ini sebetulnya kalo kita perhatikan baik-baik itu berawal dari sebuah kreativitas dan inovasi, lalu mengkristal menjadi ide, perspektif, dan sikap, tapi syarat utamanya harus menjadi mainstream dulu. Baru ia bisa jadi pop culture," ujarnya.
Budaya populer berkembang mengikuti perubahan zaman yang perkembangannya lebih banyak ditentukan industri komunikasi, seperti film, televisi, media berita, dan industri iklan.
Saat ini satu dari tiga penduduk Indonesia ialah generasi milenial. Artinya, kata Farhan, sebanyak 30% penduduk Indonesia berusia di bawah 40 tahun. Mereka juga terhubung erat dengan internet.
"Delapan dari 10 milenial terkoneksi internet, 40,1% generasi milenial memiliki akun Instagram, dan 30,7% generasi milenial ke mal dua minggu sekali," seru Farhan.
Selama 8 jam 51 menit atau hampir 9 jam per hari, mereka duduk di depan internet, dan itu bisa menjadi peluang untuk menyebarkan inovasi maupun ide-ide kreatif lewat tangan para anak muda melalui internet. "Inilah zaman internet of things," tambah pria kelahiran Bogor ini.
Aset bangsa
Farhan menaruh perhatian khusus terhadap perkembangan generasi milenial di Indonesia belakangan ini. Baginya, anak-anak muda merupakan aset bangsa, masa depan yang harus dijaga.
Dikatakannya, anak-anak muda telah membuktikan diri bahwa melalui inovasi dan ide-ide kreatifnya, mereka mampu mengkreasikan suatu budaya baru, tren, gaya hidup, maupun produk, yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan generasi di atasnya, yang ternyata memiliki nilai tinggi.
"Sebagai bagian dari ekosistem ekonomi kreatif, anak muda harus ambil bagian. Kenapa mesti anak muda? Karena anak muda itu memenuhi kriteria kreativitas, terbuka terhadap hal-hal baru, selalu ingin mencoba, berani melakukan terobosan, dan berani membongkar pola-pola lama. Itu adalah potensi yang dimiliki oleh anak-anak muda," terang alumnus Universitas Padjadjaran tersebut.
Indonesia, harapnya, harus mulai memikirkan regulasi terapan apa yang bisa digunakan merespons potensi perkembangan pop culture ini. Edukasi serta sosialisasi pun perlu dilakukan agar potensi ini termanfaatkan dengan optimal untuk pembangunan nasional.
"Kita berharap pop culture mampu melahirkan generasi yang kritis, analitis, dan kreatif menuju Indonesia maju. Selain itu, saya juga berharap ekonomi kreatif dengan 16 subsektornya akan menjadi salah satu sektor yang leading dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, tutup Farhan. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved