Minggu 04 Agustus 2019, 01:20 WIB

Berbagi Kemampuan Android

Suryani Wandari Putri | Weekend
Berbagi Kemampuan Android

Dok. Pribadi
Muhammad Naufal Firjatulloh Prakoso

 

PEMANDANGAN berbeda tampak pada penyelenggaraan Google I/O 2019  yang berlangsung di Shoreline Amphitheater, Mountain View, California, Amerika Serikat, pada 7-9 Mei 2019. Ada empat anak muda Indonesia dari program Developer Student Clubs (DSC) yang ikut acara tersebut. Mereka bahkan mempresentasikan karya mereka di hadapan petinggi Google. 

Salah satunya Muhammad Naufal Firjatulloh Prakoso, mahasiswa Unversitas Bina Nusantara (Binus), yang menjadi Lead DSC Binus Jakarta. Ditemani core team DSC, Thomas Edison Runkot, Aldo Vernando, Chrisando Ryan PS, menyempatkan diri berbincang dengan Muda di Kampus Binus, Palmerah, Jakarta, Senin (22/7). 

DSC yang kini beranggotakan lebih dari 500 mahasiswa itu mendapatkan pelajaran mengenai mengembangkan potensi diri terhadap hard skill dan soft skill. Setiap anggota dituntut menciptakan aplikasi solutif yang dapat memecahkan permasalahan di sekitarnya. Ikuti perbincangannya.

Boleh diceritakan awal mula bisa menjadi DSC Lead?
Saya dapat kesempatan datang ke sana karena menjadi lead dari komunitas DSC yang diinisiasi Google Developers untuk membantu mahasiswa dalam mengembangkan potensi dan kemampuan pada Android app development, cloud, website, machine learning, dan masih banyak lagi.

Saya tertarik dan mendaftarkan diri menjadi DSC Lead, saya ikuti pula proses seleksinya yang salah satu syaratnya harus memiliki passion tinggi untuk berbagai cerita, pengalaman, dan meluangkan waktu membangun community agar anggota di dalamnya dapat berkembang. 

Selain itu, saya juga diwawancarai Erica Hanson (Global Lead for Developer Student Clubs Program) dan Aulia Faqih (Developer Training Program Manager) untuk menceritakan pengalaman selama 2 tahun menjadi Android Developer. Setelah itu saya pun menjadi Lead DSC.

Apa Kewajiban atau tugas kamu selama menjadi lead?
Ini menjadi kewajiban saya kepada Binus dan Google untuk berbagi pengetahuan yang kemudian saya bentuk DSC Club dengan merekrut beberapa teman untuk menjadi core team atau anggota yang membantu saya. Dalam jabatan satu tahun itu, saya harus merancang silabus mengenai ilmu apa saja yang kita aka berikan kepada members. Setelah itu, kami buatkan welcome party gitu dan mempertemukan members dan Google, kemudian memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang teknologi.

Apa saja yang tim ajarkan?
Kami mengajarkan dan mengembangkan potensi diri terhadap hard skill dan soft skill, mahasiswa juga dituntut untuk menciptakan aplikasi solutif dengan belajar mengenai dasar-dasar Android app development, cloud, website, machine learning, dan lainnya. Kami juga memberikan talkshow dengan menghadirkan beberapa pembicara yang ahli di bidangnya.

Bagaimana antusiasme dan dukungan kampus?
Antusiasnya lumayan banyak ya, kami buka umum sebetulnya hingga mahasiswa Binus di Alam Sutera pun ingin ikutan. Sampai harus melakukan seleksi untuk membatasi jumlah pendaftar yang membeludak. Kami memang masih kekurangan ruang dan pengajarnya.

Ya, untungnya kami didukung dan difasilitasi pihak kampus untuk pinjam ruangan. Saat ini kami buka 6 kelas, masing-masing terdapat 30 orang. Belajarnya setiap Jumat.

Lalu aplikasi apa yag sudah kamu buat? 
Aku sudah punya aplikasi sejak SMA, namanya Kalkulator Fisika. Aplikasi itu dibuat dari pengalamanku yang susah ketika belajar fisika. Aplikasi itu berisi kode atau rumus-rumus fisika sehingga saat memasukkan istilahnya kita akan tahu itu apa. Aplikasi itu sudah bisa diunduh di Play Store, sekarang sudah lebih dari 10 ribu pengunduh. 
Saya juga bekerja sama dengan salah satu kampus untuk mengembangkan aplikasi Food On yang memfasilitasi makanan sisa di kampus untuk dijual. Ide itu berasal dari pihak sana, sedangkan saya sebagai developer. 

Untuk di DSC saya pun membuat aplikasi bernama DSC Management untuk mengatur anggota di kampus. Terdapat fitur untuk memonitoring kehadiran member, download materi yang sudah disampaikan dan lainnya. Aplikasi ini bisa diakses mahasiswa yang sudah menjadi member.

Bagaimana ceritanya kamu bisa ke event Google I/O 2019?
DSC tersebar di 60 kampus di Indonesia. Saya bisa datang ke sana karena DSC Binus ini merupakan salah satu yang berkontribusi paling banyak dari DSC lain sehingga saya diundang ke sana. Ada tiga lead lainnya juga yang ikut. Selain Binus, ada STT Nurul Fikri, Bontor, dan Yogyakarta.

Di sana presentasi di kantor Technical Cloud Building membahas cara Binus melakukan banyak kontribusi. Karena tim kami berani melakukan banyak sharing. Yang paling menarik saya juga berkesempatan nyoba first experiences teknologi baru, yakni Android Q.

Untuk bisa menjadi Lead DCS, apa sih yang menjadi pertimbangan Google?
Untuk bisa terpilih menjadi lead, setidaknya Google punya tiga  kriteria, yakni kemampuan dalam kepemimpinan, komunikasi, dan teknis. Untuk ikut serta, kita juga bisa melakukannya dengan mendaftarkan diri atau pihak Google akan mengundang atau menawari beberapa orang untuk menjadi lead.

Boleh dong minta kiat agar aplikasi yang kita buat bisa diterima masyarakat!
Buat aplikasi memang susah-susah gampang tergantung background-nya. Misalnya, membuat aplikasi yang banyak diunduh, tentunya aplikasi harus unik, makin sedikit memiliki kemiripan dengan aplikasi lain, semakin bagus. Tak hanya itu, buat aplikasi itu juga harus dipikirkan segi inovasi dan kemudahan menyelesaikan permasalahan. (M-3)

Baca Juga

Ilustrasi Tiyok

Bulu Kucing dalam Stoples Peroleh Scarlet Pen Awards 2023

👤Rahmatul Fajri 🕔Selasa 21 Maret 2023, 08:13 WIB
Cerpen karya Teguh Afandi tersebut ditayangkan di harian Media Indonesia, edisi 30 Oktober...
 FADEL SENNA / AFP

Cara Penduduk Desa Maroko Menjaga Tradisi Komunal tetap Hidup

👤Adiyanto 🕔Selasa 21 Maret 2023, 08:09 WIB
Lumbung itu dibangun di pusat desa, dilindungi oleh tembok berbenteng dengan menara pengawas dari batu...
FADEL SENNA / AFP

Mencari Jejak Sejarah Bangsa Yahudi di selatan Maroko

👤Adiyanto 🕔Selasa 21 Maret 2023, 07:42 WIB
Upaya untuk mengungkap ‘harta karun’ sejarah Yahudi yang tersebar di wilayah itu, dimungkinkan setelah Maroko dan Israel...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya