Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sandi Octa Susila: Sayang kalau tidak Menjadi Petani

Galih Agus Saputra
27/7/2019 08:20
Sandi Octa Susila: Sayang kalau tidak Menjadi Petani
Sandi Octa Susila(MI/SUMARYANTO BRONTO)

SELAIN Paidi, ada juga petani lainnya yang turut diundang dalam episode Kick Andy kali ini. Ia ialah Sandi Octa Susila, 26, yang sudah menekuni profesi petani sejak duduk di semester lima, Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada mulanya, ayah Sandi yang petani memintanya untuk menjadi dosen. Namun, seakan tidak ingin meninggalkan jejak sang Ayah, Sandi memutuskan untuk tetap menjadi petani.

“Almarhum ayah saya waktu itu tidak tahu kalau saya sudah memulai usaha bertani karena beliau inginnya saya menjadi cendekiawan. Tapi, saya merasa sayang kalau sudah kuliah di IPB tapi tidak menjadi petani,” tutur Sandi.

Meski pernah tertipu hingga Rp130 juta, kini Sandi dapat meraih omzet hingga ratusan juta tiap bulan dari hasil usaha di bidang pertanian yang dikelolanya. Petani muda asal Cianjur, Jawa Barat, itu bahkan sudah mempunyai lahan seluas 8 ha, dan menjalin kerja sama dengan ratusan petani.

“Tapi kalau yang kerja sama dengan PTPN VIII, kita kelola 70 ha. Itu yang kita bagikan kepada para petani, jadi petani yang tidak memiliki lahan, kita suruh menggarap dan bisa memberikan kompensasi berupa produk atau sewa yang semuanya dikelola PTPN,” imbuhnya.

Sandi yang kini sedang menempuh pendidikan S-2 di IPB itu selalu menjaga kualitas, baik dari hasil pertanian maupun layanan yang disediakan. Mitra Tani Parahyangan yang berada di bawah asuhan Sandi telah berhasil menarik begitu banyak konsumen dari kalangan bisnis, seperti hotel, restoran, dan katering yang tersebar di berbagai daerah mulai Cianjur, Bogor, dan sekitarnya.

Executive Chef Royal Padjadjaran Hotel, Bogor, Rahmat Ali Surahman, mengatakan awal mulanya cukup panjang hingga akhirnya dapat bekerja sama dengan Mitra Tani Parahyangan. Ia mengaku selalu selektif dalam memilih supplier, baik menyangkut kualitas produk, harga, maupun pengiriman.

“Dari beberapa, sekitar 10 supplier yang masuk ke Royal Padjadjaran, setelah saya bandingkan ternyata Mitra Tani Parahyangan yang terbaik. Sayur dan buahnya bagus, pengirimannya juga tepat waktu, dan dari segi harga itu paling murah di antara yang lainnya,” terang Rahmat.

Dengan niat dan kreativitas itu, Sandi akhirnya membuktikan bahwa petani ialah profesi yang patut dicoba anak muda lainnya. Berkat kesuksesan itu pula, ia bahkan sudah dapat menjadi tulang punggung keluarga, termasuk membiayai kuliah adiknya. Para petani di bawah binaan pun tidak kalah merasakan manfaat yang didapat dari ilmu yang diberikan olehnya. Dari Sandi, mereka mengenal cara bercocok tanam yang lebih baik, termasuk mendapatkan keuntungan penjualan yang jauh lebih tinggi ketimbang di pasaran. (Gas/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik