Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
UPAYA tidak akan dikhianati hasil. Ungkapan itu barangkali cukup tepat menggambarkan karier Didik Suhardi.
Dengan berbekal pendidikan SMA, Didik mengawali karier profesinya dari nol, sebagai staf honorer di Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdasmen-Kemendikbud) pada 1982.
Setelah melalui berbagai jabatan, pada 2015 ia mengikuti seleksi untuk calon pimpinan eselon 1. Lalu, ia lulus dalam seleksi yang dilakukan tim panitia seleksi yang diketuai Erry R Hardjapamekas, mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak itu, Didik dipercaya menduduki amanat jabatan sebagai Sekretaris Jenderal Kemendikbud hingga sekarang ini pada masa Mendikbud Muhadjir Effendy.
Di tengah kesibukan berkarier, pria kelahiran Nganjuk itu memperlihatkan komitmen penuh terhadap pendidikannya. Tidak sekadar meneruskan ke bangku kuliah S-1, Didik tancap gas hingga S-3, meraih gelar doktor di School of Management RMIT University Melbourne, Australia, pada 2010.
Menyinggung kiat bekerja menekuni profesi kariernya yang ditempuh dari bawah hingga menduduki posisi puncak eselon 1 di Kemendikbud, Didik mengutarakan, ia menjalaninya dengan senang hati dan ikhlas.
“Pekerjaan harus dilakukan dengan senang hati, pekerjaan sebagai passion harus dilakukan dengan ikhlas,” cetusnya. Dengan bekerja ikhlas, lanjut bapak empat anak dan tujuh cucu itu, Allah akan mengurus.
“Bekerja ikhlas itu ibadah sehingga kita bekerja lebih tenang,” ujarnya berbagi resep kehidupan. Karena itu, setelah mengabdi di Kemendikbud selama 37 tahun pun ia tak kehilangan semangat bekerja.
Apalagi, imbuhnya, masalah pendidikan di Tanah Air sedemikian dinamis dan kompleks seiring perkembangan zaman. Maka dari itu, menjadi harapannya untuk membantu mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas bagi generasi anak bangsa di masa mendatang.
“Setiap generasi punya tantangan tersendiri. Jadi, kita harus siapkan anak-anak generasi kita sesuai kebutuhan zamannya,” ujar Didik yang mengaku hobi joging agar tetap bugar.
Ia juga mengutarakan obsesi atau impiannya dalam dunia pendidikan agar dapat terus lebih baik di masa datang. (Bay/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved