Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Ide Segar untuk Perbankan

Abdillah M Marzuqi [email protected]
28/4/2019 02:40
 Ide Segar untuk Perbankan
Sejumlah ide membuat aplikasi terkait dengan green banking(FOTO-FOTO: MI/A/ BDILLAH)

TAICHING: Sejumlah ide membuat aplikasi terkait dengan green banking dihadirkan para anak muda ini. Ide yang autentik tidak semata tentang perbankan, tapi juga menjaga lingkungan.

EMPAT orang berjalan memasuki ruangan, dua laki-laki dan dua perempuan. Wajah mereka masih menyiratkan sedikit ketegangan, meski mereka juga tak kuasa menyembunyikan gurat kebahagiaan. Berpakaian formal lengkap dengan dasi dan jas, bibir dua laki-laki terus menyunggingkan senyum. begitu pun dua perempuan dengan setelan rok berpadu blazer nuansa gelap.

Mereka ialah tim Maple yang baru saja terpilih sebagai juara dalam kompetisi Ideation 2019 bertajuk Banking for Better Indonesia yang diadakan Bank OCBC NISP. Mereka berhasil menyisihkan puluhan kelompok lain. Ajang itu memang diperuntukkan para muda menyuarakan ide, berinovasi, serta memberikan inspirasi seputar perbankan. Tidak melulu soal perbankan, beberapa ide dalam bentuk digital yang terpilih malah lebih ke sosial dan lingkungan.

Ideation 2019 mendorong generasi muda, terutama mahasiswa, untuk percaya diri dan berani memberikan ide inovasi positif bagi perbankan Indonesia yang lebih baik. Anak muda punya potensi besar dan kaya ide-ide segar.

"Jadi, kita bisa belajar bareng-bareng. Ide-idenya kan lebih fresh (segar), lebih out of the box (kreatif), yang mana bisa kita adopsi, yang mana bisa kita kembangkan sama-sama," terang Chief Technology Officer Bank OCBC NISP Komang Arthayasa, di Jakarta, pekan lalu.

Kompetisi itu berlangsung sejak Januari 2019 dan diikuti 82 tim. Ide segar dari 82 tim itu lalu dipilih menjadi 10 besar yang akan dimatangkan lagi. Salah satu yang terpilih ialah ide dari tim Maple bertajuk Kebon.

Tim Maple beranggotakan Paul Joy Saut, Herianto, Crystal Marsha, dan Felicia Joanna Sutjianto. Mereka mempunyai ide tentang sebuah platform green finance berbasis digital. Platform yang dinamakan Kebon ini mempermudah aktivitas sehari-hari dan seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung pelestarian lingkungan.

Kelompok itu berangkat dari keprihatinan terhadap kualitas udara di Jakarta. Udara di Jakarta penuh dengan polusi dari asap kendaraan bermotor.

"Pada dasarnya adalah polusi udara. Ternyata polusi udara adalah sumber penyakit masyarakatnya. Salah satu penyebab polusi adalah asap kendaraan bermotor," terang Paul Joy Saut, 21, Teknik Perminyakan ITB 2015.

Transportasi publik

Lewat aplikasi itu, masyarakat diajak menggunakan transportasi publik. Mereka juga berusaha mengubah anggapan naik transportasi publik tidak keren. Mereka ingin para pengguna aplikasi merasa bangga ketika menggunakan transportasi publik dan turut menjaga lingkungan.

"Kami berusaha merubah mindset kalau menggunakan transportasi publik kan kurang mampu, kurang keren. Sekarang kalau menggunakan transportasi publik keren. Berarti orangnya peduli lingkungan, peduli sama orang lain," tegas Paul.

Ketika menggunakan transportasi publik, pengguna akan mendapat poin yang bisa terakumulasi. Setiap poin akan semakin menumbuhkan pohonan. Semakin lebat dan rimbun pohon dalam aplikasi itu menunjukkan pengguna yang juga banyak berbuat untuk lingkungan. Pohon dalam aplikasi itu bisa dipamerkan di media sosial masing-masing.

Ide itu berawal dari perhatian terhadap tren green banking yang sudah lebih dahulu diterapkan di luar negeri. Sayangnya konsep itu hanya diterapkan pada internal bank.

"Jadi, dulu pernah ikut lomba lain dan angkat tema blue economy, terus jadi terinspirasi untuk cari ide yang berdampak buat lingkungan sekitar. Lalu kepikiran tentang green banking karena kalau di luar negri sudah lumayan gencar tentang green banking. Tapi gencarnya hanya sebatas internal banknya," terang Felicia Joanna Sutjianto, 20, dari jurusan Matematika ITB 2016.

Tim Maple lalu mengadopsi konsep green banking yang tidak hanya untuk kalangan terbatas, tetapi juga meluas pada publik. "Makanya kami mau bikin supaya gerakan green banking ini masif dan bisa mengajak masyarakat juga," tambah Felicia.

Aplikasi itu diharapkan bisa merangsang gaya hidup peduli lingkungan. Pengguna aplikasi bisa mengumpulkan dengan pengumpulan poin. Poin itu nantinya bisa diwujudkan pohon asli. Saat ini, ide aplikasi Kebon masih dibatasi untuk wilayah Jakarta.

"Jadi, kami sebelum lebih jauh Indonesia, memang tujuannya Indonesia, market-nya kami fokuskan dulu ke Jakarta karena Jakarta itu transportasi publiknya sudah dijalankan dan sudah berkembang," terang Paul.

Edukasi

Beragam ide aplikasi terkait dengan edukasi keuangan juga dihadirkan, seperti aplikasi Kiddy dari tim Catalyst. Mereka mengambil peran untuk melakukan edukasi keuangan pada anak-anak usia 6-11 tahun. Aplikasi berbasis gim itu akan terhubung dengan akun bank. Anak-anak akan diajarkan tentang finansial lewat penyelesaian misi. Jika berhasil, mereka akan mendapat hadiah yang bisa ditabung. Misinya pun sederhana, seperti merapikan mainan mereka sendiri atau membersihkan kamar.

Masih ada aplikasi Taman Beasiswa yang menerapkan konsep pinjaman lunak dari anggota komunitas. Pelajar atau mahasiswa yang kesulitan pembiayaan belajar bisa mendapatkan bantuan dari anggota yang lain. (M-3)

Bila kita berinovasi, ada sejumlah hal penting yang harus diingat. Berikut kiat dari Reza Haris Faruqul Adhim dari jurusan Teknologi Rekayasa Internet UGM 2016 dan Felicia Joanna Sutjianto, 20, dari jurusan Matematika ITB 2016.

1. Inovasi berpijak pada akar masalah

Ide yang muncul bukan ide semata, melainkan juga harus ada landasan, sasaran, dan tidak melanggar hukum.

2. Tidak harus sesuai jurusan

Siapa bilang berinovasi itu harus sesuai jurusan yang kita ambil. Apa pun jurusan yang diambil tidak masalah, kuncinya lebih dititikberatkan pada masalah. Selain itu, kita bis berkolaborasi dengan siswa jurusan lain.

3. Kaya informasi

Apa pun ide kreatif dan inovasinya, yang penting anak muda harus kaya informasi. Tidak hanya informasi dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri.

4. Pendidikan

Mendapatkan ilmu tidak semata dari pendidikan formal, anak muda juga bisa mengembangkan diri lewat kegiatan di luar bangku kuliah.

Paul Joy Saut

Teknik Perminyakan ITB 2015

Jangan menyerah dalam berkreasi karena mahasiswa akalnya banyak, niatnya aja. Jangan takut malu. Yang penting itu. Akalnya mahasiswa itu banyak, cuma enggak berani ngomong di depan.

Jamilah

Akuntansi Universitas Bina Nusantara 2016

Kita belajar untuk peka terhadap lingkungan, seperti masalah yang dihadapi kita atau teman-teman kita. Baru nanti kalau kita sudah cukup peka sama masalah yang ada, kita bisa kumpulkan dan kita sortir masalah itu sudah pernah di-solve (pecahkan) orang lain atau belum. Kalau misalnya belum, baru kita maju untuk membuat solusinya. Jadi, bisa orisinal karena memang belum ada yang solve.

 

Reza Haris Faruqul Adhim

Teknologi Rekayasa Internet UGM 2016

Yang terpenting itu, kalau kata Steve Jobs, stay hungry stay foolish. Jadi, enggak pernah puas, terus tetap menggali permasalahn yang ada, kita cari jalan keluarnya.

 

Felicia Joanna Sutjianto

Matematika ITB 2016

Pendidikan nomor satu. Selain mengenyam pendidikan secara formal, mungkin bisa cari kesibukan, kegiatan lain yang di luar kuliah. Itu salah satu bisa update (memperbarui) tentang lingkungan sekitar.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik